Bab 5

492 52 20
                                    

5. Ganteng Banget!

EMILIA sungguh extreme.

Dia tersenyum geli hingga perutnya sakit saat membaca semua komentar anak-anak di kabar berita satu itu di kamarnya. Sebagian ada yang tidak terlalu menggubrisnya, bahkan ada yang bilang,

'Kabar sampah yang nggak penting' atau 'Bukannya mereka nggak pernah pacaran' atau 'Venny beruntung kok putus sama Bara'.

Tapi 70% dari mereka-khusus cewek-cewek, sangat senang mendengarnya, apalagi mereka punya kesempatang untuk mendekati sang pujaan. Sementara komentar dari anak laki-laki jauh berbeda, mereka pada umumnya mengatakan,

'Muka lo ditaro dimana Bro? Tampang artis, Kapten Basket, tapi diputusin!' dan 'Come on man, lo malu-maluin nama tim basket sekolah kita!' juga, 'Kalau gue jadi dia, gue pasti udah pindah sekolah. Hahaha.'

Dasar cowok!

0o-dw-o0

Dua hari kemudian.

Bara benar-benar menjadi bahan ledekan satu sekolah di kalangan para cowok. Rasanya dia sudah tidak punya muka lagi, apalagi di depan adik kelasnya. Bukan itu saja, Bara juga kewalahan menghadapi cewek-cewek setengah waras di sekolah. Mulai dari anak kelas sepuluh, hingga Kakak kelasnya.

Emilia sungguh telah membuat cowok itu menderita di sekolah karena kabar putusnya di Magaschool. Venny sendiri tidak begitu peduli dengan berita itu, bahkan dia merasa sangat terlambat memutuskan Bara. Seharusnya dari kemarin-kemarin, sesalnya. Venny pikir, selama ini Bara benar-benar menyukainya hingga meminta dia untuk jadi pacarnya. Tapi dia merasa dimanfaatkan.

Selain patah hati, rasa kesal dan marah makin menguap di hati Bara. Dia ingin membalas perbuatan Emilia saat ini juga. Tapi sayang, sekedar menghampiri gadis itu saja, Bara dihadang para penggemarnya.

"Lo Jahat, Mil!"

Come on! Itu tanggapan Bella yang keluar dari mulutnya saat menemui Emilia di kantin sekolah. Cewek berambut ikal di bagian bawah tersebut sangat marah dan jengkel kepada temannya itu.

"Gue? Jahat?" seru Emilia mengangkat alis, memalingkan pandangannya dari smartphone yang ada di tangannya. "Enggak lagi! Itukan kabar gembira buat cewek-cewek di sekolah," lalu menukikkan alisnya. "Ya termasuk itu buat lo juga." Sambil melebarkan bibirnya.

"Lo jahat sama gue! Juga sama Bara." seru Bella. "Cuma karena lo dibilang jelek sama Bara-bukan berarti lo balas dendam kayak gini. Memangnya Bara bilang lo jelek pake toa?"

"Ya nggak juga.." sahut Emilia berubah sedikit manyun. "Gue kayak gitu kan karena.. karena-dia udah diputusin, tapi masih aja belagu di depan gue," berhasil mencari alasan. "Pake ngancem-ngancem gue segala. Yaudah, gue ladenin. Lagian, cowok yang lo suka itu-sarap tahu nggak."

"Sarap-sarap, lo yang kelewat sarap!" balas Bella gondok. "Lo lupa, kalau gue pernah bilang, diantara lo dan Mita-nggak ada satupun yang boleh deketin Bara kecuali gue? Tapi apa yang lo lakuin? MEM-PER-BA-NYAK SAI-NGAN GU-E!" Jerit Bella mencubit dengkul Emilia.

"Aduh, sakit.. Sakit.. Sakit!" rintih Emilia, berusaha melepaskan jemari Bella, lalu mengusap dengkulnya saat Bella melepaskan cubitannya. "Iya deh, gue salah. Aduh, sakit tahu."

"Gue yang lebih sakit hati sama lo!" kata Bella ketus.

"Tapi Bel, kalau lo nggak punya saingan kan nggak seru.. " jawab Emilia, alih-alih menenangkan.

"Asli lo ya? Lo teman-bukan sih?" Bella mengernyitkan dahi. "Gini ya Mil, yang nggak punya saingan aja sering gagal. Apalagi yang banyak saingan.."

Emilia hanya bisa meringis merasa sedikit bersalah. Padahal Emilia hanya ingin membalas cowok itu dengan cara yang benar. Benar menurutnya.

DELUVIE [Tidak Update untuk Sementara]Where stories live. Discover now