BAGIAN 14 : TELEDOR

44.6K 8.6K 608
                                    

Ke-kenapa kalian pada nyalahin Dev, sih? Dev, kan, gak tau apa-apa😔

Bacanya pelan-pelan aja, ya. Hari Minggu nih, sengaja up pagi😍

Kalau ada yang salah koreksi, ya?

Istighfar dulu, yuk sebelum mulai! Astagfirullahalazim 😭🤣

Ambil baiknya, buang buruknya, ya⚠️

Bismillahirrahmanirrahim.

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 14 : Teledor
____

Dev membawa Sakha ke tempat yang tidak terlalu ramai. Tempat yang penerangannya tak secerah di dalam ballroom hotel. Sekarang ini mereka sedang menuju kolam renang. Meski begitu, tetap ada beberapa orang yang datang kemari.

"Assalamualaikum." Dev memberikan salam, menyapa teman-temannya yang berdiri di dekat kolam. Masing-masing dari mereka membawa gelas di tangan berisi sirup bewarna.

"Wa'alaikumussalam."

"Akhirnya lo dateng juga!" seru salah satunya seraya memeluk Dev dengan ramah. Diikuti dua lainnya.

"Iya, dong." Ekspresi Dev tak kalah gembira menerima sambutan dari mereka. Detik selanjutnya, Dev teringat sesuatu.

"Oh, ya, gue mau kenalin kalian sama seseorang."

"Siapa?" tanya lelaki berambut agak gondrong.

Dev melirikkan matanya ke samping, tepat ke arah menantu atasannya itu. Ketiga temannya langsung terfokus pada tongkat yang dibawa Sakha.

"Dipanggilnya Pak Sakha. Wakil direktur dari Fathul property, perusahaan tempat gue kerja. Pak Sakha ini menantunya Pak Rafka. Umurnya sebaya sama kalian," tutur Dev memperkenalkan, merangkul Sakha layaknya teman.

Ketiga teman Dev membuka mulut kaget mendengar penuturan laki-laki dengan tatanan rambut agak berantakan itu. Namun setelahnya mereka tersenyum lebar. Salah satu di antaranya mengulurkan tangan untuk berkenalan.

"Salam kenal, Pak Sakha. Saya Andre, kerja di perusahaan e-commerce," kata laki-laki dengan jas itu. Sakha menyambut jabat tangan orang di hadapannya secara bergantian.

Giliran lelaki berambut gondrong yang menjabat tangan Sakha. "Salam kenal juga, Pak Sakha. Saya Haikal, satu tempat kerja dengan Andre."

"Kalau saya Saga, manajer salah satu restoran di Jaksel," ujar laki-laki dengan brewok tipis di wajahnya.

Sakha tersenyum ramah. "Senang sekali bisa bertemu dengan orang-orang hebat seperti kalian."

"Hebat banget, ya, Pak Sakha ini. Seumuran, tapi nasibnya jauh di atas kita." Andre mendahului percakapan sembari terkekeh ringan.

"Sulit dipercaya!" Haikal menatap Sakha kagum. "Pak Sakha ini suaminya Qiara, ya?"

"Qiara yang---"

Feeling PerfectWhere stories live. Discover now