Weekend (YP)

3.7K 339 39
                                    

Bola mata hitam itu menatap lurus, melihat pemandangan yang indah. Di hirupnya udara yang segar dan menghembuskannya dengan perlahan. Yesaya semakin yakin tidak pernah menyesal membeli apartemen yang jauh dari kebisingan kendaraan bersama teman hidupnya, Pangeran.

Mengingat Pangeran, lelaki manis yang kini menjabat sebagai kekasihnya. Ya kekasihnya. Yesaya tersenyum mengingat mereka pertama kali bertemu di lokasi syuting. Dimana Yesaya mengira tidak akan pernah cocok dengan seorang Pangeran yang begitu energik, banyak bicara dan sok asik. Tapi nyatanya, dia begitu terpesona oleh sosok Pangeran, bahkan dia rela melakukan apa saja asal Pangeran selalu bersamanya.

Sebucin itu? Yaaa. Yesaya sangat mencintai Pangeran Lantang.

"Ini kopinya." Yesaya tersentak dan melihat Pangeran sedang menaruh gelas bening di nakas meja. Tangan besar itu menarik Pangeran dan membuat sang empu duduk dipangkuannya.

"Mau kemana?" Tanya Yesa dan memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya di sisi kepala Pangeran.

"Mau masak nasi, biar beli di gopay tanpa beli nasi, harus ngirit."

Yesaya tersenyum, dia menciumi pipi kekasihnya. "Kenapa? Biasanya juga kita beli pake nasi."

"Kemaren Mama kamu ngasih sekarung nasi kesini, ya masa ga di masak kan mubazir. Lagian cuma masak nasi gampang, aku bisa."

Pangeran mengelus pipi kekasihnya dengan telapak tangannya.

"Idaman banget hm." Bisik Yesaya, dia mulai nakal. Bibirnya mengendus bagian leher Pangeran, dan mengecup-ngecup kecil membuat Pangeran memejamkan matanya.

"Masih pagi mas." Lirih Pangeran.

Salahkan Pangeran yang begitu jenaka membuat libido yang selalu turn on semakin meningkat. Dipeluknya tubuh Pangeran semakin erat, mulai meraba pinggang itu dan mencoba mengubah posisi duduk Pangeran menjadi intim. Dekat dengan sang burung yang telah bangun.

Suara lenguhan sang dominan terdengar seksi di cuping sang bawah. Pangeran menatap pemandangan dengan sayu. Gesekan yang natural tepat di bawah bokongnya begitu membuatnya candu.

"Mas.."

"Mas, udah ga tahan dek." Bisik Yesaya.

Pangeran mencoba mengilangkan rasa peningnya. Dan mengontrol hawa nafsunya, dengan cepat bangkit dari pangkuan Yesaya.

Pangeran memutar tubuhnya dan melipatkan kedua tangannya. Menatap Yesaya dengan tajam.

"Masih pagi mas, jangan dulu. Aku belum masak nasi, kita belum makan. Lagian kita masih pacaran ga boleh dulu anu-anuan, bisa di geplak kepalamu sama Papaku." Pangeran mengusak rambut Yesaya dan pergi masuk kedalam.

Yesaya mengela nafasnya dengan cepat. Mengusap wajahnya yang terasa panas. Udara yang sejuk kini terganti dengan hawa panas karena keringat. Terkadang Yesaya heran pada dirinya sendiri. Kenapa dia selalu merasa turn on ketika sedang bersama Pangeran.

"Ga beres nih." Gumamnya.

Dia mengambil kopi dan mulai meminumnya dengan khidmat.

***

Pangeran sedang berbaring menelengkup seraya memainkan ponselnya. Bibirnya terkekeh melihat pesan dari kedua sahabatnya.

Ael
Pengen main mumpung weekend cuy :(

Fatih
Ga bisa anying gue lagi sama bayi beruang

Ael
Kenapa si ser-angga kgk ngambil cutinya hari ini ajasih sumpah gue udah marah-marah bgt sama dia anjg

BUCIN Kde žijí příběhy. Začni objevovat