SMA

2.3K 199 85
                                    

VIDEN
YESAPANGE

***

Lelaki manis itu berdecak kala melihat teman sekelasnya lama sekali untuk menghampirinya. Pangeran, yang memiliki emosi berlebih itu sudah tidak bisa menahan kesabarannya. Dia berkacak pinggang dan siap untuk berteriak.

"CEPET NAPA SI VICTOR! GERBANG MAU DI TUTUP ANJING!"

Lelaki tinggi yang mempunyai darah Chinese itu tersenggal dan mengatur nafasnya "Sabar napa, capek banget nih gue."

"Ah elah. Makanya punya badan jangan bongsor susah kan lo buat lari." Ujarnya dan melihat gerbang yang telah di tutup oleh satpam.

"Ah kampret. Liat noh udah di tutup. Gegara lo sih." Kesalnya.

Victor merasa bersalah, dia menghampiri Pangeran dan merangkulnya "Sorry deh sorry, lo lupa? Kita kan punya jalan rahasia masuk sekolah."

Wajah masam itu seketika berubah senang "Iya juga, lupa gue. Yaudah ayo." Keduanya segera berlari kembali menuju pintu kecil, pintu rahasia untuk murid yang telat.

***

Namun kegembiraan mereka harus pupus kala melihat anak OSIS sedang berada di pintu rahasia. Victor memperhatikan salah satu OSIS yang menggunakan kacamata tipis itu. Iris matanya terus meneliti dari bawah sampai atas. Lelaki itu sungguh manis, memiliki pipi yang gembil, bola mata yang cantik dan bibir tebal yang merah muda. Tanpa sadar bibir Victor tersenyum tipis.

Manis, batin Victor.

"Ape lo liat-liat." Lelaki manis yang bername tag Alden itu melipatkan kedua tangannya dengan wajah yang galak.

Galak bener, batin Victor.

Pangeran segera menoleh kearah Victor, tangannya menyikut perut Victor dengan pelan. Sedangkan sang empu meringis.

Pangeran mengela nafasnya "Gue mau masuk." Ujarnya dengan lantang.

"Masuk? Lo liat sekarang jam berapa?" Suara bas itu terdengar datar.

"Mohon maaf nih ya, semua orang punya kesibukan. Dan kesibukan itu ga bisa di planning. Jadi gue ga tau kalo gue bakal telat." Jelas Pangeran yang membuat seorang lelaki yang bername tag Yesaya Abraham menyerenyitkan dahinya.

"Ga ada alasan."

Pangeran berjengit "Ga bisa gitu dong, lo harus tau alasan gue sama temen gue telat. Ya ga Vic."

"Hooh, lo jangan semena-mena ye. Mentang-mentang anak OSIS." Victor menunjuk-nunjuk wajah Yesaya.

"Kita ga semena-mena, kerjaan kita emang harus ngehukum orang yang sering telat masuk sekolah. Kalo kalian mau masuk, harus terima dulu hukumannya." Jelas Alden dengan tegas.

"Hukumannya apa?"

"Bersihin toliet sekolah."

Pangeran meringis dan menoleh kearah Victor "Gue ga mau ah, bau anying." Bisik Pange.

"Tapi kalo kita ga terima hukumannya ga bisa masuk sekolah geblek."

Pangeran mengalungkan kedua tanganya di leher Victor "Tapi gue ga mauuuuuu." Rengeknya.

Trak— Pintu kecil besi itu terbuka.

Pangeran tersentak ketika tangannya di tarik kasar secara paksa. Bola matanya begitu membulat kala melihat Yesaya tengah menatapnya dengan dingin.

"Lo emang pantes banget buat di hukum ya Pangeran. Ikut gue."

Alden menepuk dahinya kala melihat Yesaya yang tidak bisa menahan kecemburuannya. Ya Alden tahu, sahabatnya itu memang menaruh hati pada Pangeran namun Yesaya lebih memilih untuk menyimpan perasaannya. Dia takut jika perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan.

BUCIN Where stories live. Discover now