Senang yang Dipatahkan

324 34 132
                                    

Setelah Mr. XD pertimbangkan, sepertinya part pertamanya di upload lebih cepat lebih baik, ehehe

Jadi langsung saja, semoga kalian suka. 


Setelah mengantarkan Senja pulang, Langit tidak langsung ke rumah. Handphonenya terus berdering, namun ia tidak mempedulikannya setelah melihat nama-nama yang bergantian tertera di layar handphonenya.

Kejadian beberapa jam yang lalu terus berputar dalam kepala Langit.

Flashback ...

Langit dan Senja berjalan beriringan memasuki halaman rumah Senja. Di dalam dada mereka, jantung mereka berdegup kencang. Antara gelisah dan senang. Setelah 3 bulan pacaran, akhirnya Senja mengijinkan langit mengantarnya pulang hingga ke rumah.

"Langit, kenapa setiap kali berjalan kamu memilih di sampingku? Kenapa tidak di belakang sebagai seseorang yang selalu memberi support? Atau di depan sebagai seseorang yang akan menjaga dan menuntun langkahku?" Tanya Senja mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

Langit yang sedari tadi antara gelisah dan senang berhenti mengayunkan langkah. Senja pun demikian. Keduanya kini saling berhadapan. Mata mereka saling memeluk. Langit tersenyum. Senja menatapnya kagum. Pria dingin itu memang senyumnya selalu mampu merayu perasaan Senja, tak pernah gagal membuat Senja merasa kagum.

"Aku ingin menjadi teman hidupmu. Teman hidup tidak harus berjalan lebih dulu ataupun belakangan. Dengan berada disampingmu aku tahu pasti apa yang terjadi denganmu. Aku tahu pasti apa yang melukaimu, dan seberapa besar luka itu. Aku tahu pasti tidak ada yang kau sembunyikan dariku." Tutur Langit lembut.

Mata senja mencoba menyelami isi kepala Langit lewat netra Pemuda itu. Pemuda di hadapannya ini tidak pernah gagal membuat Senja kagum. Selalu berhasil membuat Senja jatuh cinta lagi dan lagi setiap harinya.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka sedari tadi. Keduanya tidak sadar bahwa pintu rumah yang akan mereka kunjungi sudah tidak lagi tertutup.

"Senja, kenapa berjemur di bawah matahari? Ini siang loh, ngga panas sayang? Sini masuk sama temannya." Ucap seorang wanita paruh baya yang bisa dipastikan itu adalah mamanya Senja.

Keduanya yang sedikit kaget kembali melangkah. Langit terlihat menelan salivanya berkali-kali.

"Itu mamaku." Ucap Senja pelan hampir tak terdengar Langit.

Langit hanya tersenyum.

"Selamat siang Ma, Senja pulang." Gadis itu menyalami dan mencium punggung tangan Ibunya.

"Selamat siang Tante."

"Kenalin Ma, dia Langit." Antusias Senja memperkenalkan Langit.

Wanita paruh baya itu tidak langsung memberi respon. Ia memperhatikan Langit dari atas hingga ke bawah.

Langit sedikit merasa canggung dengan tatapan mata Ibu Senja yang menjelajahi dirinya.

Senja mulai menyadari keadaan tidak seperti yang diharapkan, ia mulai merasa tidak enak.

"Anda temannya Senja?" Tutur wanita paruh baya itu mencoba tersenyum, senyum yang dipaksa.

Langit mengangguk, lalu menatap wanita paruh baya itu setelah menatap Senja, "Ia Tante."

Hening mulai merambat. Masing-masing mereka fokus pada perasaan dan isi kepala mereka sendiri.

"Langit, duduk dulu yuk." Tutur Senja lembut.

Langit hanya tersenyum sambil menatap Senja, "Ngga usah, kayaknya aku langsung pulang aja soalnya tadi aku ijin sama mama cuman sebentar keluarnya."

Senja menatap Langit lalu tersenyum, "Yah udah, makasih yah. Pulangnya hati-hati."

"Ia aku pulang dulu yah."

"Aku pamit pulang tante." Tutur Langit sembari tersenyum menatap wanita paruh baya itu. Lalu Langit pun menghilang dari pandangan Ibu dan Anak itu.

Sedangkan wanita paruh baya itu masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Bagaimana mungkin putrinya berteman dengan seorang pria seperti itu?

Setelah langit hilang dari pandangannya, Senja langsung menuju kamarnya. Di dalam kamarnya, gadis itu menangis. Ia abai terhadap suara yang memanggilnya untuk makan siang.

Sedangkan Langit, ia tidak pulang ke rumah. Ia juga tidak pergi ke BPL( Balai Pasukan Langit), sebuah rumah dari salah seorang anggota pasukan langit yang tidak dihuni lagi lalu dijadikan tempat kumpul anggota geng pasukan langit. Dan dia adalah anggota yang telah sama-sama dengan Langit membentuk dan mengusulkan nama untuk perkumpulan mereka tersebut. Dia adalah sahabat Langit dari kecil, Adrian.

Flashback off

Dan disinilah Langit sekarang, terdiam menatap ombak yang menari-nari. Ketua Geng Pasukan Langit yang terkenal sebagai seorang pria kuat itu sedang menyadari bahwa dirinya tak sekuat yang orang-orang lihat.

Ia meluruskan kakinya kedepan. Lalu melihat celana yang ia kenakan, lalu tersenyum. Ia mulai memperbaiki ikatan pada rambutnya. Perlahan satu tangannya menyentuh telinga bagian kirinya, disana ada sebuah anting kecil yang berdiam dengan cantik.

"Pantas saja. Penampilan selalu menjadi nomor satu di mata semesta." Gumam Langit.

Tanpa terasa, langit dan senja sudah saling peluk. Matahari sudah hampir terbenam. Langit menatapnya dalam, "Apa kelak aku bisa memelukmu Senja, jika yang dilihat bukan rasaku untukmu, tapi siapa aku di mata mereka." Tanpa disadari, kalimat itu keluar dari mulut Langit. Kelihatannya ragu mulai merayu Langit.


Segini dulu untuk part pertamanya ehehe

Gimana? Lanjut?

Jangan lupa vote dan commentnya biar Mr. XD lebih semangat nulis kalo kalian mau lanjut ehehe


Langit SenjaWhere stories live. Discover now