Our first story

1.6K 143 61
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Hyungseok mencuci wajahnya dengan kasar sambil menggerutu dalam hati. Mulai malam ini, dirinya secara resmi terikat dalam hubungan suami Istri-ralat lebih tepatnya suami suami dengan katingnya.

Dirinya kesal sekaligus marah karena harus dijodohkan dengan pria, bukannya wanita oleh ibu dan ayahnya. Oh ayolah! Dia itu straight dan tidak gay seperti suaminya ini! Ya walaupun dia sekarang juga gay karena menikah dengan pria.

Padahal Hyungseok dari dulu sudah bermimpi untuk memiliki pacar perempuan yang cantik dan juga imut, justru yang dia dapat sekarang adalah pria tampan dan sexy (jangan anggap itu pujian! Karena Hyungseok bilang dirinya tidak suka dengan suaminya!)

Ya walaupun dia memiliki rahim tidak seperti pria pada umumnya, tetap saja dirinya suka wanita cantik! Bukan pria tampan! Sungguh menyebalkan....

Tok tok tok

Suara ketukan pada pintu terdengar dari luar kamar mandi, Hyungseok buru buru mengancingkan kancing baju piyamanya dan membuka pintu kamar mandi dengan kasar.

Didepan pintu terlihat pria tampan berambut kuning yang menutupi matanya serta badan macho-nya tertutup oleh bathrobe berwarna putih, membuat pria itu terlihat sangat tampan dan juga sexy secara bersamaan.

Hyungseok mendengus dan menatap pria itu dengan tajam. Pria itu masih saja diam sambil menatapinya, karena kesal, Hyungseok sedikit membentaknya sambil melipat tangannya didepan dada.

"Apa?!"

Pria itu sedikit terkejut dan hanya tersenyum kikuk sambil mengusap lehernya sendiri. Hyungseok jadi makin kesal karena pria didepannya ini tidak bicara sama sekali dan hanya terus menatapinya. Hyungseok sebenarnya mengerti apa yang pria itu mau, namun dia tidak suka jika mereka berdua harus berkomunikasi lewat telepati. Rasanya seperti bicara dengan hantu

"Apa kau tidak bisa berbicara?" Tanya Hyungseok yang kedua kalinya dengan nada setenang mungkin agar Jay mau mengeluarkan suaranya. Namun hasilnya nihil, pria dihadapannya ini tetap saja diam dan hanya menatapnya.

"Aku tau kau bisa bicara kan?! Jangan pura pura bisu, deh! Aku tidak suka orang yang tidak bersyukur atas pemberian Tuhan pada tubuhnya. Sudah diberi pita suara yang berfungsi dengan baik, kau malah tidak mau berbicara sama sekali, menyebalkan!"

Hyungseok berjalan menuju kasur dengan perasaan yang kesal dan langsung merebahkan tubuhnya di atas benda empuk tersebut. Alisnya masih menekuk dan juga bibirnya cemberut. Dia terus mengumpati Jay dalam hati karena dirinya masih marah dengan sikap Jay yang membosankan.

"H-Hyungseokie..."

Jay mengeluarkan suaranya takut takut, suaranya tidak terdengar begitu jelas namun Hyungseok bisa mendengarnya samar samar.

Blue Hour  [Jayseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang