Mengingatmu, bukan yang ku inginkan

14 1 0
                                    

Sebuah tempat duduk yang pernah kau dan aku duduki. Berjarak setengah meter antara badanku denganmu. Biasanya, aku mulai bercerita seperti; apa yang kurasakan, lelah yang menggerayapi tubuh, keramaian di kepala, juga perasaan yang kusimpan untukmu yang selalu mendapat porsi di telingamu.

Setelahnya kau menceramahi, mulai bercerita antara satu diksi ke diksi lainnya yang kau rangkai menjadi sebuah selimut yang menghangatkan hati ini, kau meninabobokan perasaanku, semakin membuatnya tak mau berpijak pada tatapan selain dirimu.

Kau menjelma sebagai keberanian lain dari diriku; mengacak rambutmu adalah hal yang kerap kulakukan ketika bertemu denganmu, hal yang sebelumnya tak pernah kulakukan, namun pada dirimu, lengan ini menjadi makhluk nakal yang selalu mendapatkan kenyamanannya.

Di sebatang kisah ini, pada angin angin yang mulai menghembus. Menyapu kembali keberanianku untuk bertemu dengan kisah baru. Aku tidak pernah yakin akan seberani itu, mendapat ruang tidur untuk perasaanku, ataupun mendapat telinga yang akan mendengar apapun keluhku.

Aku tahu, mengingatmu bukan yang kuinginkan, tapi jika tidak diceritakan bagaimana orang akan mengenal ragamu yang selalu tertuang dalam diksi-diksiku.

Perempuan Di Ujung KenanganWhere stories live. Discover now