Kita tak pernah terikat. Membuat celah pertengkaran hebat setiap saat. Semakin menguatkan perasaan khawatir akan kabarmu. Akankah kau membenciku? Setelah aku berusaha untuk merapatkan setiap kemungkinan agar menjadi satu pendapat. Agar kita tak lagi menjadi masing-masing yang kembali asing. Agar semua pesan rasa tersampaikan, mendarat bukan hanya di kupingmu, namun di hatimu.
Setiapkali aku berpendapat, setiap kali luka di hatimu kembali basah. Entah sikap apa yang membuatku salah, atau sikap mana yang membuatmu kembali mengingat luka yang harusnya tak lagi merekah. Atau kah aku malah menambah luka di hatimu? Setelah aku mencoba meneteskan obat luka dengan perlahan.
Atau aku terlalu cepat?
YOU ARE READING
Perempuan Di Ujung Kenangan
PoetryAku akan menemukanmu kembali dengan sentuhan tangan. Cara yang paling menggemaskan untuk selalu ada dalam kepalamu. Satu ingatan yang aku yakin sulit untuk kau lupakan. Rasakan kehadiranku sekarang. Aku tidak lagi menguntit hidupmu. Tapi kau yang ak...