Chapter 2. A Revenge

5.3K 295 1
                                    


❗️Harap bijak dalam membaca,
    tidak disarankan bila dibawah 17 tahun ❗️
  ______________________________


  Lelaki yang beraroma kopi susu di seluruh tubuhnya terus mengumpat berulang kali. Kalimat-kalimat kasar terus dia lontarkan untuk sang kasir yang kali ini berhasil menarik perhatiannya

Benar, dia yang menyandung kaki sang pelayan yang bertugas mengantar menu untuknya. Hal itu ia lakukan dengan maksud agar si kasir tadi segera mendatangi nya dan meminta maaf, dan ia sudah memikirkan ide bahwa ia akan memaafkan sang kasir begitu Sarah mau bersimpuh di hadapannya

Sungguh, dia sangat tertarik kepada gadis mungil itu mengingat wajah manis dengan senyum yang memikat penuh pesona membuat emosinya yang tadi naik menjadi turun drastis. Oh, dia sangat menginginkannya

" Tuan Elthan-" Tangan kanan lelaki bernama Elthan terangkat begitu supir pribadi yang sudah menunggunya setengah jam yang lalu menghampirinya dengan wajah yang tercengang. Melihat tuanmu yang datang dengan wajah kotor dan jas yang penuh noda siapa yang tidak terkejut bukan?

" Mansion" katanya singkat, tak mau berbasa-basi dengan salah satu bawahannya yang senantiasa masih menatap sang tuan dengan pandangan tak percaya.

Selang beberapa detik akhirnya sang supir yang memang selalu berada di sekitar tuannya mengangguk sedikit ragu. Pasalnya, ia hendak memberitahu kalau ada baju ganti yang bisa tuannya pakai sekarang, Elthan bisa meminjam toilet kafe disini tapi sepertinya emosi pria itu sedang buruk. Dia lantas membuka pintu BMW keluaran terbaru milik sang tuan dan mempersilahkan Elthan untuk masuk ke dalam.

Didalam mobil tidak ada satupun yang ingin memulai percakapan hingga mobil terasa benar-benar sunyi. Sepanjang jalan mereka hendak menuju kediaman pribadi sang tuan hanya diisi suara mesin mobil yang menderu.

Si supir menangkap suara bahwa tuannya sedang menghela nafas panjang, hal itu ia lakukan beberapa kali sampai membuatnya gatal ingin bertanya,

" Tuan, apa ada yang menganggumu?" tanyanya dengan nada sopan

Kini perhatian tuannya yang bernama Elthan tertuju sang supir dengan pandangan tak yakin, lama ia terdiam hingga pada akhirnya Elthan berdehem lalu balas bertanya-

" Apa yang kau lakukan saat kau menangkap objek yang menarik perhatianmu?" Si supir mendadak diam beberapa detik, realita membuyarkan lamunannya lalu menatap Elthan dengan wajah yang sedikit bingung tidak mengerti. Bibir si supir terlihat bergerak hendak mengatakan sesuatu sampai Elthan menegurnya sesaat.

" Katakan saja Tonio"

" Ahm.. memandangi nya terus menerus? Maaf tuan, aku tidak mengerti apa yang anda maksud" katanya jujur, Elthan sedikit terkekeh-yang lebih kearah mengejek

" dan bagaimana agar aku bisa memandangi nya terus menerus?"

Ah, Antonio mengerti, dia mengira bahwa yang tuannya maksud adalah sebuah objek, seperti lukisan mahal Holle Der Vogel yang baru tuannya beri kemarin. Nyatanya mereka sedang membicarakan sebuah subjek, manusia, wanita.

" Kau bisa menyimpannya selama yang kau mau tuan, dan tempat terbaik untuk memandanginya adalah, di kamarmu" balas Antonio masih dengan nada sopannya, mendengar saran dari bawahan terpercayanya lantas membuat mata Elthan berkilat aneh, bibirnya yang dingin tersungging senyum seringai hingga Antonio berani bertaruh bahwa siapapun yang melihatnya akan langsung berdigik

" Kau benar. Besok pagi panggil Carlos untuk menemuiku di mansion utama, kalian berdua harus membantuku" Antoni tidak tahu apa yang tuannya hendak lakukan mengingat Elthan selalu memiliki pikiran yang tidak terduga. Beberapa kali ia menelan ludah yang terasa pahit di mulut, Antonio pun mengangguk patuh tanpa mau bertanya lebih jauh

Bound By The DevilWhere stories live. Discover now