05

1.2K 179 9
                                    

(Name) itu......

Aku berjalan sambil menggenggam Polearm ku yang penuh bercak darah mendekati sebuah danau kecil.

Tangan ku mengadah untuk menampung air lalu membasuh wajah ku yang terkena cipratan darah monster.

Nafas ku berhembus panjang merasakan punggung ku yang berat, mata ku melirik sebuah batu nisan usang lalu bersandar di sampingnya.

"Haaaa....bahkan setelah pergi pun hanya bersandar di sebelah batu nisan mu, semua rasa lelah ku menguap ntah kemana " gumam ku menancapkan Polearm ku ketanah.

Tangan ku meraih bunga Glaze Lily yang tergeletak di atas kuburan (Name), sepertinya tuan Morax baru saja berkunjung.

"Ah aku punya sebuah kabar untuk mu (Name)" seru ku.

"Tuan Morax memutuskan untuk berbaur dengan Manusia, dia mempercayai Liyue sepenuhnya pada manusia, seperti nya semenjak bertemu dengan mu, Tuan jadi lebih ingin mengerti tentang manusia".

Mata ku menatap langit cerah Teyvat, mungkin sekarang masih tengah hari.

"Lalu ada seorang pengembara datang, dia membantu kami mengalahkan osial, kau ingat osial bukan? Harusnya kau ingat, Tuan Morax sering menceritakan kisah itu pada mu saat kau kecil"

"Sekarang sudah tak ada lagi peperangan yang sangat kau benci itu (Name), Liyue sudah benar-benar damai, harusnya kau bisa merasakan kedamaian ini kalau saja kau menurut saat aku mau membagi umur ku," gumam ku.

Mata ku memandang sayu, bunga Glaze Lily yang layu karena efek karma ku.

"Berbagai macam festival yang dulu kau ingin kan tercapai di masa ini, padahal dulu kau selalu mengoceh ingin melihat festival, harus nya kau bisa lebih bersabar untuk menunggu"

Tangan ku menggenggam Glaze Lily yang berubah menjadi debu dan terbang terbawa angin.

"Jangan suruh aku yang harus menikmati festival itu untuk mu, aku.....mana bisa bertahan untuk melihat festival itu jika selalu teringat dengan mu" bisik ku.

Mata ku terpejam merasakan hembusan angin lembut yang berusaha memperbaiki suasana hati ku yang memburuk.

"Seharusnya kau pergi sambil membawa kenangan mu (Name), jangan kau tinggalkan sejelas ini pada ku" gumam ku terbayang suara tawa, senyuman, omelan bahkan ejekan (Name).

Benar-benar terlukis jelas seolah kau masih ada disini, menyesakkan.

"Hei, apa kita bisa bertemu lagi? Tuan Morax bilang manusia bisa berenkarnasi, kapan aku bisa menemukan mu lagi seperti dulu ya"

Mata ku terbuka, tangan ku mengusap lembut ukiran bertuliskan " my daughter (Name) ".

Bibir ku tersenyum sendu teringat Tuan Morax yang membuat makam ini sendiri dengan tangan nya.

"Akh sial lagi-lagi debu masuk kedalam mataku," gumam ku mengusap ekor mata ku yang berair.

"Tidurlah yang tenang (Name) tak perlu lagi menghawatirkan kami yang akan mati dalam peperangan" gumam ku mengecup pelan batu nisan (Name) lalu menarik Polearm ku dan beranjak pergi.

Kalau terlalu lama disana bisa-bisa aku menangis sampai tertidur lagi, bisa gawat kalau ada yang lihat seperti terakhir kali.

.....Manusia, Sebuah fakta yang selalu coba ku lupakan.




Kamu berharap happy end? Hei tak ada yang happy end dalam hubungan manusia dan mahluk sekelas dewa :)

Genshin Impact Brother Series ( Xiao X Readers )Where stories live. Discover now