bab 4 : hubungan rahasia

4.4K 16 0
                                    

Minho memeluk tubuh wanita itu dengan sangat erat. Ia tak membiarkan wanita itu berdiri langsung. Ia ingin berlama-lama di dalam, namun sebuah ketukan pintu membuat Minho harus mencabut juniornya. Keduanya bergerak cepat membenarkan pakaian dan penampilan mereka.

"Siapa yang berani mengganggu," gerutu Minho.

Setelah memastikan semua rapih, goeun berjalan membuka pintu.

"Hanna Nim," sapa goeun.
"Lama sekali buka pintunya," ucap Hanna ketus lalu masuk menerobos.

Ia berjalan menghampiri meja Minho.
"Ada apa?" Tanya Minho dengan tatapan dingin.
"Meminta tanda tangan Sajangnim," ucap Hanna.
Ia menyodorkan sebuah kertas. Minho melihatnya dan mengambil pena untuk menandatangani kertas tersebut.
"Terima kasih Sajangnim," ucap Hanna.
Goeun hanya berdiri di dekat pintu dan hanya memperhatikan saja.
"Kau sudah memesankan tiket?" Tanya Minho.
"Sudah Sajangnim," jawab Hanna.
Lalu Hanna berlalu dari hadapan Minho. Begitu Hanna keluar, goeun pun mengambil kesempatan untuk keluar. "Saya juga permisi Sajangnim," ucap Goeun. Ia lalu menutup pintu. Sedangkan Minho hanya melihat saja.

Saat Goeun hendak menuju meja kerjanya, ia menabrak punggung Hanna yang memang sangat berhenti menunggu Goeun.
"Akh..." Erang Goeun. "Maaf Hanna Nim," ucapnya.
Hanna membalikkan tubuhnya, "Kira-kira berapa ya gaji yang akan kau terima bulan depan?" ledeknya sambil mengibatkan kertas di depan wajah Goeun.
Goeun tahu kertas apa itu, sangat jelas dari perkataan manager HRD nya itu. Kertas itu adalah surat Sp dan pemotong gaji.
"Saya harap tidak seperti kemarin saya terima," ucap Goeun memberanikan diri sekaligus berharap.
Hanna menghela nafas, "Apa kau mau terus seperti ini?" Cobalah profesional Goeun-ah."
"Saya akan berusaha, terima kasih atas perhatian Hanna Nim," ucap Goeun.
"Tenanglah potongan gajimu tidak seperti kemarin," ucap Hanna.
"Terima kasih Hanna Nim," ucap Goeun sambil membungkuk.
Hanna menepuk bahu goeun lalu berlalu dari hadapan wanita cantik itu.

Goeun pun meneruskan niatnya menuju meja kerjanya. Ia duduk dan menghela nafas. "Andaikan kau tahu apa yang aku jalani," gumamnya pelan. Ia pun melakukan tugasnya.

Hanna merupakan sepupu dari Minho, sekaligus teman dari Goeun di perusahaan itu. Hanya Hanna yang mau jadi teman Goeun di sana. Sikap Hanna tentu profesional saat di kantor, walau ia berteman dengan Goeun. Selain Hanna, ada satu teman goeun yang selalu mendengar keluh kesahnya. Hanna mengakui kinerja Goeun memang sangat baik bahkan bisa mengimbangi atau menuruti sikap keras sepupunya itu yang memiliki etos kerja yang super ketat dan cepat. Goeun merupakan sekretaris yang bertahan lama di perusahaan Hannel.

Untuk hubungan tanpa status yang di jalankan goeun bersama sang CEO  hanya dirinya, Minho dan sahabatnya yang tahu.

***

"Kesini Mr. Lee," ucap goeun membimbing langkah atasannya menuju pesawat.
"Pesawat komersil?" tanya Minho bingung. Pasalnya biasanya ia akan pergi dengan pesawat pribadi.
"Hanna Nim memesankan tiket pesawat komersil Mr. Lee," jelas Goeun.
"What!" Minho kesal namun tetap berjalan menuju pesawat yang di maksud.

Minho dan Goeun telah duduk di dalam pesawat. Dan Goeun mendengarkan gerutuan atasannya itu yang tidak suka dengan situasi di dalam pesawat.

Minho sebelum pesawat take off, ia menghubungi Hanna.

On the phone

Minho : apa kau gila!
Hanna : (tertawa)... Kenapa?
Minho : setidaknya pesankan bagian first class.
Hanna : sudah bagus aku pesankan businness class daripada ekonomi class, cerewet.
Minho : lihat saja nanti gajimu akan ku potong.
Hanna : sudah nikmati saja perjalananmu, bye sepupu.

End phone

Hanna memutuskan sepihak sambungan teleponnya sambil tersenyum. Soal ancaman potongan gajinya, ia tidak takut.

CINTA DAN DENDAM SEKRETARIS MR. LEE (21+)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon