2 Rangkap Indah, 4 Rangkap Mentah.

9 0 0
                                    

Tuhan,
Aku pernah membentak pada jasad yang tua,
Tidak sekali aku memberikan bahu,
Sekali sekala suara mereka bergema dan ada sengketa.


Tuhan,
Bisa mereka meletakkan ku di tepi jalan,
Biarkan aku menangis meminta susu,
Tapi mereka yang memilih untuk membelaku.
Kejadian itu benar benar menjadi hantu sehingga usia memamah jiwa,
Sehingga kata orang,
Aku itu dewasa dari paras rupa,
Sedangkan aku hanya mentah dari usia muda.


Tangan dan kaki menggeletar saat mereka bersandar,
Entah apa yang tidak kena pada diri,
Anti sentuhan sejak peristiwa hitam,
Adakah ini trauma?
Trauma yang hakikatnya aku akan hadap sehingga ke tua.

Manusia kadang menilai,
Sehingga aku takut keluar melihat dunia,
Lebih baik aku bersendiri,
Walau pahit menerima hakikat yang aku tidak dikenali,
Sedangkan aku dari dulu suka bersembunyi.

Aku semakin kenal derapan kaki penghuni,
Yang selalu aku dengari untuk tahu personaliti,
Bukan aku yang licik,
Tapi mereka yang berasa jijik hingga aku yang menjauhkan diri.



Secangkir Kopi & Pena.Onde histórias criam vida. Descubra agora