Style 8. ada yang panas

896 66 43
                                    


Happy Reading, Guys....

Kampus

Deynara dan Aneva seharusnya pergi ke kantin bersama, kini kedua perempuan tersebut terpisah. Aneva yang harus lebih dulu menemui salah satu Dosen mata kuliah, membuat Deynara aeorang diri melangkah menuju kantin.

Deynara terlihat santai dan acuh saat dirinya harus menuju kantin sendirian. Deynara malas jika harus menunggu Aneva berbicara dengan Dosen, ketika pembicaraan tersebut belum pasti ujungnya. Selain itu, sejak tadi mata kuliah berlangsung, perut Deynara terus berbunyi, dikarenkan Deynara melewatkan sarapannya.

Deynara yang tengah santai melangkah, seketika langkahnya terhenti dengan seseorang yang menahan pergelangan tangannya. Seseorang itu segera membawa Deynara ke area yang sedikit lebih sepi.

"Kemana kemarin?"

Deynara menggelengkan kepala dengan raut datarnya. "Apa urusannya sama lo gue kemarin kemana? Kita enggak sedekat itu. Gue kenal lo aja, kagak."

"Lo hilang saat gue ikuti."

Deynara terkekeh. "Oalah, jadi itu lo yang kemarin ikutin gue? Gue pikir begal. Iya, gue jadi menghindarlah."

Laki - laki itu memutar bola matanya malas. "Sorry, soal kemarin."

"Kenapa? Lo ngindarin Genta?"

Laki - laki itu mengangguk dengan raut datarnya.

"Enggak lama lo pergi, Genta datang."

Laki - laki itu menghela nafas kasar.

"Yauda, lepas. Gue mau ke kantin." Deynara melirik pada pergelangan  tangannya.

"Pulang ikut gue."

Deynara menggeleng. Dirinya tidak habis pikir dengan laki - laki yang ada di hadapannya saat ini. "Ngapain? Gue bawa mobil kali. Lagian kita enggak sedeket itu. Gue tau nama lo aja, kagak."

"Nanti lo bakal tau."

"Males," ucap Deynara dengan raut menyebalkannya. "Udah, ah! Ganggu lo!" Deynara segera menyentak tangannya agar genggaman laki - laki itu terlepas.

Laki - laki itu menatap intens kedua mata Deynara. "Gue enggak suka dibantah."

Deynara juga balas menatap intens kedua mata laki - laki itu. "Gue enggak suka dipaksa."

Kini laki - laki itu dan Deynara terlihat saling menatap satu sama lain dengan raut dingin mereka masing - masing.

Cukup lama, kini Deynara lebih dulu membuka suaranya. "Berasa nyesal gue ketemu lo di club, terlebih sampai gue mengatakan hal itu ke lo, dan berakhir--" Deynara menggantung perkataannya. Kemudian Deynara bergidik. "Apes banget gue malam itu. Bye!" Deynara segera melangkah pergi.

"Gema!" teriak salah satu temannya yang melangkah menghampiri laki - laki itu.

Deynara yang baru saja melangkah,  sehingga bisa mendengar teriakan tersebut. "Gema." Deynara tersenyum tipis.

Tak jauh dari posisinya, Deyanara bisa  melihat Dean tengah berdiri, menatap ke arah dirinya. Deynara memutar bola matanya malas. Deynara mengubah raut wajahnya menjadi datar. Deynara melewat Dean begitu saja.

"By?" panggil Dean saat Deynara melewati dirinya tanpa melihat atau bahkan meliriknya sedikit pun.

Deynara tetap melangkah melanjutkan tujuan dirinya menuju kantin. Bersamaan itu juga, tak jauh dari hadapannya, Deynara melihat Dodo yang juga akan melangkah menuju kantin. Deynara segera menghampiri Dodo, merangkul lengan tangan Dodo secara tiba - tiba.

Style  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang