Style 10. Club

862 55 20
                                    

Happy Reading, Guys....


Ordy Club

Malam ini tidak terlihat seperti biasanya. Aneva yang biasanya datang ke club bersama dengan Deynara, kini dirinya terlihat datang seorang diri. Aneva terlihat tengah duduk di salah satu meja kosong seorang diri dengan botol minuman alkohol dan dua kotak rokok.
Entah sudah berapa gelas yang dirinya teguk dan berapa batang rokok yang dia hisap.

Aneva menghela nafas berat. "Hancur." Aneva kembali meneguk minumannya.

Seseorang terlihat datang menghampiri Aneva dengan botol alkohol yang sudah terbuka. "Sendiri?"

Aneva menatap malas pada seseorang itu. "Yang terlihat gimana?" Aneva menghisap rokoknya, lalu menghembuskan asap rokok pada laki - laki itu.

"Galau lo? Kenapa? Kali ini masalahnya yang mana?"

Aneva meletakkan rokoknya. "Biasa, yang satunya. Bukan yang pertama."

"Anak broken home modelan lo, memang harus ekstra penjagaan, ya? Sekali rusak, bisa merembet kemana - mana."

Aneva mengangkat kedua bahunya acuh. "Sendiri, Yon?"

Zion mengangguk. "Gue niat ngumpul sama anak - anak, cuma lagi malas. Jadi gue dari tadi di sini. Eh, ternyata gue ngeliat anak broken home modelan lo."

"Sialan!" Aneva menengguk minumannya.

Zion menuangkan minumannya pada gelas. Kemudian meneguknya. "Kenapa cowok lo?"

Aneva menuangkan kembali minumannya. "Biasa. Begitulah."

"Cewek mana lagi?"

Aneva mengangkat kedua bahunya acuh, dirinya tersenyum, lalu kembali meneguk minumannya.

"Putus aja, An."

Aneva meletakkan gelasnya, dirinya menatap serius pada Zion. "Gue mau, tapi gak bisa."

"Karena lo udah tidur sama dia? Dia orang pertama yang sudah mengambilnya?"

"Lo tau, 'kan?" Aneva mengangkat salah satu alisnya dengan raut acuhnya.

"Tapi lo juga pantas bahagia, An," ucap Zion serius.

"Cewek rusak, broken home kaya gue pantas bahagia? Lo sedang melawak?" Aneva menggelengkan kepala. "Gak ada yang mau sama gue."

Zion menatap serius pada Aneva. "Kata siapa?"

Aneva menatap intens Zion. "Lo mau sama gue?"

"Kenapa enggak?" Zion mengangkat salah satu alisnya.

Aneva terkekeh. "Nanti, gak akan jauh beda dari dia. Karena gue udah gak perawan, bisa lo manfaatkan setiap harinya, memenuhi keinginan lo. Benar, bukan?" Aneva mengangkat salah satu  alisnya

Zion menggeleng, dirinya tidak percaya dengan perkataan Aneva. "Dangkal otak lo!"

Aneva tertawa. "Zion. Otak cowok itu gak jauh dari itu, yang di bawah," tunjuknya melalui mata.

Style  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang