Style 12. Sama Kerasnya

290 17 7
                                    

Deynara menghela nafas kasar. Mata kuliah terakhirnya baru saja berakhir.  Deynara melirik pada kursi sebelahnya yang terlihat kosong. Deynara binggung, Aneva tidak masuk, tidak juga menghubunginya.

Tadi, saat Deynara mencoba untuk menghubungi Aneva, nomer Anevaa pun tidak aktif. Deynara juga ada  menghubungi Arghi, tetapi Arghi tidak tahu dimana keberadaan kakaknya itu.

Kini, kelas terlihat sepi. Deynara segera keluar kelas dengan setengah berlari. Deynara tidak seberani itu untuk berada di dalam kelas saat hari mulai sore. Tak hanya kelas, lingkungan kuliah pun juga mulai terlihat sepi.

Deynara melangkah seorang diri menuju mobilnya. Deynara menatap sekitaran, dan area parkir masih terlihat ramai. Deynara mengangkat kedua bahunya acuh, kemudian mengambil ponsel yang berada di dalam tas.

Saat ponsel sudah berada di tangannya, dengan cepat ponsel miliknya di rebut begitu saja oleh seseorang yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.

"Obatin gue."

Deynara seketika merubah raut wajahnya menjadi datar. "Gak."

"Ini karena lo!"

"Dih, aneh. Kocak lo! Lo yang berantem, pakai acara karena gue. Freak!" Deynara kemudian menggelengkan kepala.

"Gue gak akan ngulang untuk kedua kalinya, Deynara." Suara Gema terdengar penuh penekanan.

Deynara menghela nafas kasar. "Gini, ya, Gema. Gue gak ada minta lo atau nyuruh lo buat berantem sama cowok gila itu. Lo sendiri yang sok jagoan buat berantem sama cowok gila itu. Ngerti?"

Gema menatap intens kedua mata Deynara. Kemudian Gema melangkah mendekat pada Deynara. Dan bersamaan dengan itu Deynara tanpa sadar melangkah mundur.

"Apaan, sih, lo!" ucap Deynara sambil mendorong tubuh Gema agar menjauh.

Gema diam sejenak. "Lo marah?"

"Marah? Marah apaan? Aneh lo! Gak jelas."

"Sorry, gue gak ada hubungin lo."

Deynara diam sejenak, dirinya mengangguk mengerti. "Gak perduli, 'tuh," ucapnya cuek. "Dah, minggir lo."

Saat Deynara akan melangkah, Gema segera menahan pergelangan tangan Deynara. Kemudian Gema segera menarik pelan tangan Deynara menuju mobil milik Deynara.

Gema mengambil alih kunci mobil Deynara. Kemudian Gema segera membuka pintu dan mengarahkan Deynara untuk masuk ke dalam mobil. Dan setelah itu Gema ikut masuk ke dalam mobil.

"Apaan, sih, Gem?" Deynara menatap kesal pada Gema.

Gema melirik sesaat pada Deynaraa. Kemudian dirinya segera mengendarai mobil Deynara meninggalkan area parkir kampus tanpa mengatakan apapun.

Deynara menghela nafas kasar. Dirinya memilih untuk memejamkan kedua mata. Deynara tidak perduli dengan Gema yang akan membawa dirinya kemana. Karena rasa kantuk yang tiba - tiba menghampirinya lebih penting di banding laki - laki yang sedang berada di sebelahmya saat ini.

Setelah menempuh perjalanan satu jam lebih lamanya, kini, mereka tiba di salah satu tempat yang terlihat tenang, jauh dari kota serta pemukiman. Pohon - pohon rindang di sekitaran mobil Deynara yang terpakir membuat suasana terlihat sejuk.

Gema segera melepas sabuk pengamannya, mengubah posisi duduknya menghadap pada Deynara. Gema tersenyum sangat tipis saat melihat Deynara yang tengah tertidur. Melihat wajah Deynara, dekat dengan Deynara membuat rasa rindunya akan seseorang menjadi terobati.

Saat Gema akan membangunkan Deynara, suara ponsel milik Deynara terdengar. Dan saat itu juga Deynara mulai terlihat bergerak. Perlahan Deynara membuka kedua matanya.

Style  Where stories live. Discover now