14. COWOK BIADAB!

217 10 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, selamat membaca chapter empat belas. Jangan lupa vote dan komen, enjoy 💗 Semangat puasanya!

-

-

-

Menunggu Dara yang akan datang menjemputnya, Fara ditemani Fatih dan Fatimah, saat ini sedang duduk di pos satpam dekat pintu utama pesantren. Setelah berjanji dan seperti biasa membuat hukuman untuk dirinya sendiri, Fara diizinkan untuk datang ke acara ulang tahun teman masa putih merahnya.

Fatimah, Nando dan Fatih, tentu saja tau siapa Theo. Teman masa kecil Fara, yang sering datang berkunjung ke pesantren, walau akhirnya berpisah saat hendak menaiki jenjang SMP.

Beberapa menit menunggu, mobil dengan cat putih, dengan lampu yang menyorot, berhenti. Seorang gadis yang dikenal baik keluarga Fara turun dari mobil, dengan pakaian yang senada.

"Assalamualaikum, Umi, Kak Fatih," sapa Dara, ia menyalami Umi Fatimah dan menunduk memberi hormat tanda santun pada Fatih.

"Waalaikumsalam, jangan pulang terlalu malam ya, Dara?" Umi Fatimah langsung pada point utama.

"Siap, Umi! Pokoknya setengah sembilan, Fara udah di sini," sahut Dara.

"Kamu jangan deket-deket sama laki-laki lain, Fara," ucap Fatih tegas. Fara mengangguki ucapan kakak laki-lakinya, ia tidak mau terkena hukuman yang kali ini lumayan berat juga.

Fara tidak akan diantar jemput sekolah, atau ke mana 'pun ia pergi selama satu minggu. Jikalau berangkat menggunakan gojek, maka ongkosnya akan ditanggung oleh Fara sendiri, uang bekalnya berkurang.

"Kamu nggak boleh pergi jauh dari Dara, kalo pergi," sambung Fatih.

"Iya abang, tenang saja. Fara bakalan pulang dengan sehat wal-alfiat," sahut Fara, dia memperlihatkan dua jempolnya.

Setelah berpamitan, Dara dan Fara mulai meninggalkan pekarangan pesantren. Keduanya menyalakan radio, mendengarkan lagu pop yang sedang booming di sosial media.

Beberapa menit kemudian, tak lama mobil Dara berhenti di depan sebuah rumah berpagar hitam yang terbuka lebar.

"Pak, ini rumahnya Theo bukan? Yang lagi adain pesta ulang tahun," tanya Dara, bertanya pada satpam yang sedang berjaga.

"Iya, ini rumahnya. Langsung masuk aja, mobilnya mau saya parkirkan ke basement?"

"Oh, iya boleh, Pak. Sebentar."

Mendengar ucapan satpam, Fara dan Dara yang mendengarnya sempat sedikit terkejut. Basement pribadi? Pantas saja Theo tak pernah absen menyombongkan harta orang tuanya di sekolah.

Bahkan di akun pribadi milik pria itu, setiap postingan menggambarkan kemewahan.

"Ini, Pak kuncinya."

"Atas nama siapa?"

"Dara."

Memastikan mobilnya memasuki rumah Theo, Fara dan Dara berjalan memasuki rumah mewah tersebut.

Bising orang-orang yang sedang mengobrol terdengar nyaring, banyak juga pria dewasa dengan kemeja rapi, sepertinya tidak hanya teman sekolah. Teman bisnis dari kedua orang tua Theo juga turut hadir.

"Di sini!"

Baru beberapa langkah, Dara dan Fara langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Nah itu, Viona sama yang lain. Ayo samperin," ajak Dara. Tak melupakan amanat dari Fatih, ia menarik tangan Fara agar tak terpisah.

"Kamu diizinin, Far?" tanya Viona.

"Iya, itu juga karena Dara yang jemput. Kalo dia nggak jemput, udah jelas aku nggak bakal dibolehin," jawab Fara.

Qisat Fara [END]Where stories live. Discover now