19. PENJELASAN

205 13 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, selamat membaca chapter sembilan belas. Semoga puasanya lancar terus, enjoy ya!💗

-

-

-

"Far, kalo nggak bisa dapetin Kakak laki-laki lo, gue mau deketin santri yang ganteng di sini boleh nggak?"

Fara tertawa kecil. "Ya Allah, Na. Boleh aja sih sebenarnya, tapi kalo gitu kamu harus nginep di sini, jadi santriwati di sini. InsyaAllah nanti ketemu sama santri ganteng yang kamu mau itu. Tapi menurut aku mendekati secara terang-terangan itu termasuk zina, menurut aku ya. Soalnya pasti ngobrol sama dia, mikirin dia, lebih baik mendoakan dia aja di setiap sholat," sahut Fara.

"Bukannya zina cuman sebatas hubungan intim?" Viona menyatukan ujung kedua alisnya.

"Bukan meliputi hubungan intim aja, Na. Ada beberapa macam zina, kayak zina hati, zina mata, zina ucapan, zina gairu muhsan atau zina yang melakukan hubungan intim dan zina tangan," jawab Fara.

Fara berjalan beriringan dengan Viona menuju gerbang utama, karena temannya itu sudah ditunggu seseorang.

"Sebodoh itu ya gue, Far. Gue bahkan nggak tau banyak tentang agama gue sendiri, istilahnya cuman islam KTP," ucap Viona tersenyum miris.

Fara mengusap pundak Viona. "Jangan merasa paling rendah, Na. Kamu bisa belajar ilmu agama lebih dalam lagi, dalam Islam Allah memerintahkan kita untuk mencari ilmu sampai ke negeri Cina. Allah juga berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 43, yang artinya dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."

"Jadi, khusus orang-orang yang berilmu doang yang bakal memahami?"

Fara mengangguk. Melihat respon Viona yang terlihat antusias saat mendengar arti dari ayat Al-Qur'an tersebut, Fara merasa senang.

"Oh my God! Keren banget, kalo dikasih izin sama bokap, nyokap gue bakal nginep di sini bareng sama lo, Far," ucap Viona.

"Jangan oh my God, Na. Tapi masyaAllah," ucap Fara.

"Oh, iya-iya. MasyaAllah," ulang Viona.

"Neng Fara, di depan sudah ada mobil yang menunggu. Katanya mau menjemput Viona, apa benar?"

Pertanyaan dari seorang satpam penjaga gerbang utama pesantren, diangguki Fara. "Iya, pak. Mobil itu mau jemput teman saya."

"Ohh, yasudah. Mari saya buka 'kan dulu gerbangnya."

Viona tersenyum menanggapi ucapan satpam tersebut, setelah kunci terlepas, sebuah mobil yang cukup mewah sudah terparkir di depan gerbang.

"Mommy!"

"Hai, gimana belajarnya?" Viona membalas pelukan Sang Ibu.

"Baik mom, kalo aku jadi santriwati di sini boleh nggak? Nanti berangkat sekolah bareng sama Fara," ucap Viona.

"Kamu beneran mau? Kalo serius, lusa mommy urus semuanya."

"Mau, mom."

"Deal, ya? Don't disappoint mommy by running away from the boarding school."

Viona terlihat mengangguk. "Of course, I have Fara. I won't disappoint mommy."

"Oke, Fara nanti lusa saya datang kemari untuk mendaftarkan Viona. Beritahu kedua orang tua kamu, ya?"

"Siap, tante."

"Saya duluan, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Qisat Fara [END]Where stories live. Discover now