1 - Masih Awal, loh

7.8K 885 56
                                    

Jangan lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lagi.

Lagi, jangan?

Titisan siren semacam Agatha tentu memilih opsi kedua. Sempat memberi serangan kalimat maaf beserta erangan, namun hasilnya justru dienyahkan.

Dirga seakan mengacuhkannya meskipun dalam hati memberontak ingin mengunci gadis itu di dalam kamar. Merasa trauma dengan peristiwa beberapa tahun lalu, berakibat fatal kala keduanya terkena imbas berupa hukuman setimpal, sanksi sosial, serta kutukan yang menjadikan dirinya sebagai budak dari siren.

"Ibarat sapi, cewek lo super, sih."

Tatapannya kontan menyorot Zony---pemuda yang berstatus sebagai kakak tingkatnya sekaligus kawan satu kerjaan di wedding organizer. "Kenapa harus sapi, setan!" gerutu Dirga sembari memberikan jitakan pada kening pemuda itu.

Mengusap-usap area nyeri akibat kekesalan yang diciptakan Dirga, menggerutu kesal diikuti lambaian tangan dari salah seorang gadis yang telah memiliki janji pada keduanya sejak kemarin.

"Gita Yasmine, bukan?"

"Iya, panggil Yasmine aja."

Mengulurkan tangannya dengan senyum yang masih on point. Menjabat tangan keduanya secara bergantian sebagai tanda perkenalan mereka sebelum masuk ke dalam studio milik Zony guna melakukan photoshoot sesuai agenda.

Hari pertama bagi seorang Yasmine serta pengalaman baru bagi gadis blasteran Indonesia-Belanda tersebut menjadi salah satu brand ambassador produk kecantikan kulit.

"Untuk kali ini Haura nggak salah pilih, gue yakin omset dia bakal naik setelah narik Yasmine jadi BA!"

"Tergantung," gumam Dirga sembari menurunkan wallpaper studio menjadi putih terang.

"Kita nunggu Haura dulu ya, lima menit lagi nyampe."

Mendapat anggukan serta jempol pertanda setuju, pemilik serta pencetus brand yang masih berada dalam lingkup satu kampus dengan Dirga, memudahkan dirinya mendapat jaringan baru serta pekerjaan, hitung-hitung mendapat hasil dalam hitungan lembar.

Kurang lebih satu tahun sejak mengenal Zony serta mantan cowok itu, siapa lagi jika bukan Haura Sarasvati. Owner produk kecantikan yang menjadikan Zony sebagai seorang fotografer pribadi setiap kali ada produk baru maupun talent-talent yang hendak melakukan photoshoot.

Dibantu serta oleh Dirga berkat perkenalan mereka di salah satu organisasi kampus, menjadikan keduanya sering berjalan beriringan hingga kerap disangka sebagai saudara sedarah.

"Amit-amit," guraunya kala itu, tak mau di-klaim sebagai adik dari Zony, walau sempat mengira bila pemuda itu akan ia jadikan panutan lantaran menjabat sebagai presiden mahasiswa hingga detik ini.

Itu dulu, ketika belum terlalu akrab. Tetapi sekarang, setelah tahu bagaimana tabiat dari sosok yang dikagumi hampir seluruh mahasiswi fakultas ekonomi bisnis tersebut, Dirga lebih baik jaga jarak agar tidak diracuni oleh pikiran Zony yang setiap kali bergumam perihal, "ck! Ini tipe gue banget, Ga. Gue suka nih, sama cewek-cewek pipi tembem kaya Yasmine."

Sudah tahu kan, alasan Dirga tak ingin terlena dengan setiap bualan Zony terhadap setiap perempuan yang ditemui?

Sampai saat ini pun seorang 'Dirga' hanya setia dengan satu perempuan..

Of course, Agatha!

"Hmm?" Menghela napas setelah merogoh ponsel di saku celananya, memberikan respon singkat dari sambungan yang saat ini tengah terhubung dengan suara nyaring yang mengomel dari seberang.

"Shareloc sekarang!"

"Ada di studio, Tha."

"Ada photoshoot? Produk atau talent--"

"BA baru."

Di ujung telepon, Agatha berhenti menyeruput air putihnya. Sejenak mengingat perihal brand ambassador yang sempat dibicarakan Zony dan juga Haura beberapa waktu lalu. "Haura recruit BA baru tanpa minta saran dari gue?!"

"Y-ya, a-aku nggak tahu soal itu--"

"Aku ke sana sekarang!"

Telepon dimatikan sepihak tanpa peduli raut sang kekasih yang mendadak terkesiap serta merutuki dirinya sendiri. "Perang apa lagi di studio ini, Ya Tuhan.."

***

Telah menginjak semester tiga di bangku perkuliahan. Dijalani dengan sedikit keluhan serta rasa ingin menyerah, namun kenyataannya berhasil tiba pada titik yang ia harapkan sedari lama. Jika diibaratkan hewan, mungkin Dirga adalah kura-kura. Berjalan begitu lambat dibanding Agatha yang sering terlibat dalam event penting. Baik intra kampus, maupun ekstra.

Jalannya masih di sana saja. Tidak terlalu mementingkan organisasi yang tengah ia jalani, memilih untuk absen setiap kali rapat, namun performanya dalam satu kali hadir mampu menciptakan ide serta pemecahan masalah yang membuat Zony tertarik menjadikan Dirga sebagai penerusnya.

Presiden mahasiswa tahun depan.

"Nggak ada bakat ataupun ketertarikan buat jadi pemimpin," katanya di setiap obrolan mereka menjelang jam dua belas malam.

Orang lain mungkin mengganggap Dirga memiliki sifat serta sikap paling cocok untuk menjadi seorang pemimpin yang nantinya akan disorot oleh mahasiswa lain. Selain tidak ingin mendapat perhatian publik, dirinya merasa belum mampu untuk dilibatkan dalam berbagai tanggung jawab dalam setiap kegiatan.

Brak!

"Cewek lo bener-bener gila!"

Masuk tanpa kata permisi, membuka pintu layaknya mendobrak persembunyian bandar narkoba, berjalan ke arah Dirga sembari melempar ranselnya ke sembarang arah.

"Rating brand gue terancam menurun kalau salah satu talent-nya kedapatan ciuman di tempat umum!"

Haura, mahasiswi jurusan digital marketing yang sekarang menempuh pendidikan pada semester lima, dikenal begitu loyal dengan orang sekitar. Owner skincare dengan penjualan tembus sepuluh ribu pesanan kala perilisan kurang lebih satu bulan. Dan sekarang, sudah terjual lebih dari seratus ribu pcs ... terhitung hampir menginjak tahun ke dua.

Melibatkan beberapa temannya sebagai talent foto produk, termasuk Agatha yang juga di-recruit sejak satu tahun silam. Bukan hanya seorang talent, melainkan penyedia dana darurat bagi Haura yang nampaknya akan membangun kantor sendiri di bawah naungan perusahaan Sabara---papa Agatha.

"Bisa nggak sih, kalau lagi sange tuh, ditahan dulu, jangan buru-buru dikeluarin! Ingat tempat, Dirga, astaga!"

Haura menyugar rambutnya ke belakang, kepalanya mendadak pening dengan laporan yang ia terima kala mengecek notifikasi sosial medianya. Begitu riuh, dan semuanya membahas perihal tingkah Agatha.

"Lo pikir itu kehendak gue? Lo pikir gue nggak punya otak buat mikir ke depan? Gue sama sekali nggak nyuruh Agatha ngelakuin itu, Ra. Gue bahkan nggak tahu maksud dan tujuan dia sebenarnya apa!"

"Pacar lo emang nggak waras!"

Terdiam di ambang pintu, mendengar serta menyaksikan langsung interaksi yang mengatasnamakan dirinya membuat ia ingin berbalik badan, menjauh dari sana namun pergerakannya lebih dulu tertahan oleh panggilan Zony yang menuntunnya untuk masuk.

"Gue nggak perlu memberikan penjelasan perihal BA baru, karena lo sendiri sudah tahu alasannya, kan?"

"..."

"Gue nggak mau brand gue anjlok karena recruit BA kaya lo, bitch!"


***

Enak banget ya, hidup orang-orang yang minim konflik - Agatha





Come on, Ga!Where stories live. Discover now