9 - Peringatan Dini

5K 485 55
                                    

Tanpa sebuah sambutan, melenggang masuk ke dalam rumah tepat pada pukul sebelas malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa sebuah sambutan, melenggang masuk ke dalam rumah tepat pada pukul sebelas malam. Segera mengunci pintu dari dalam, lalu berjalan ke arah dapur guna mengambil air minum.

"Baru nguli lo? Pulang-pulang lipstik meleber kemana-mana!"

Sahutan yang membuat Agatha hampir tersedak minumannya sendiri. Mengusap bibirnya, mencoba untuk menghilangkan bekas kemerahan yang diciptakan lipstiknya pada area bibir, walau Ochie sudah paten akan hal itu.

Mendesis berat, duduk di kursi yang tak jauh dari berdirinya Agatha sembari melipat tangannya di depan dada. "Bokap lo tadi telepon gue, katanya ponsel anaknya nggak bisa dihubungi." Pernyataan yang mampu membuat Agatha mendongak, mengingat kembali perihal beberapa jam yang lalu ketika dirinya masih berada di rumah Dirga.

Seakan menyibukkan diri dengan dunianya, hingga merelakan benda pipih yang menghantarkan suara dari seberang. Berniat untuk bertegur sapa tanpa tahu bahwa sang anak sibuk dengan rutinitasnya.

Bangkit dari duduknya, berdiri di sebelah gadis yang masih terdiam tanpa menjauh, lalu mendekat, mencoba mengenali aroma menyengat yang membuatnya menyibak rambut Agatha.

"Habis ngapain sama pacar lo?"

Hal yang paling Agatha takutkan ketika Ochie berada di satu rumah yang sama seperti dirinya. Tak bisa ia bohongi, mau sekuat apapun alasan yang Agatha berikan, gadis itu tetap akan kalah dengan pengalaman Ochie.

"Gue nggak bego untuk mengenali bau alkohol dan juga kiss mark di leher lo."

"..."

"Dia ngajak lo dugem, terus lanjut check-in?"

Mencoba menahan berat di kepalanya, sesekali memijat pelipisnya seorang diri sembari menutup kedua telinganya. "Enggak!" sungut Agatha, menatap Ochie dengan kedua mata yang memerah, lalu mendorong tubuh gadis itu untuk menyingkir, memberinya jalan.

"Mau dugem ataupun check-in sama cowok gue bukan urusan lo, Ochie! Kalau nantinya bunting juga jelas Bapaknya siapa!"

Naik ke lantai dua sembari menggeram, berjalan sempoyongan, mencoba untuk tidak terjatuh sebelum tiba di kamar, membuka pintu dan segera merebahkan diri di ranjang.

Bukan karena melipir terlebih dahulu untuk dugem, apalagi check-in. Dirga sengaja menyiapkan beberapa gelas wine untuk keduanya tenggak di dalam kamar. Entah sejak kapan pemuda itu diam-diam menyimpannya, tapi Agatha yakin jika kedua orangtua Dirga tidak mengetahui tentang stok alkohol anaknya.

Dalam tatapan kosong tanpa bergeming sedikitpun, Ochie dan juga rasa takutnya mulai khawatir dengan setiap pertemuan Agatha dan juga Dirga. Mula dari tempo hari yang tak sengaja melihat keduanya dalam balutan hasrat memuncak, menjadikannya menarik keseluruhan kalimat yang mengatakan bahwa ia meminta dikenalkan dengan pacar Agatha.

Ochie memang pecinta berondong, tapi jika kelakuan banyak minus seperti halnya Dirga, mungkin dirinya akan jauh-jauh walaupun sepupunya satu itu terlihat masuk ke dalam perangkap budak cinta.

Come on, Ga!Where stories live. Discover now