3/3

342 46 23
                                    

Mega sedang menunggu Joanna dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mega sedang menunggu Joanna dari kamar mandi. Saat ini mereka sedang makan malam di luar. Berdua saja. Karena mereka memang tengah menjalin hubungan.

"Ada apa?"

Tanya Joanna saat Mega menatap lekat-lekat layar ponselnya. Seolah sedang ada hal serius sekarang. Membuat si wanita jelas merasa penasaran. Akan apa yang tengah terjadi sekarang.

"Ini, ada reuni besok pagi. Tapi sepertinya aku skip."

"Loh, kenapa? Ada Jeffrey?"

Mega mengangguk singkat. Lalu mengantongi ponselnya. Kemudian meraih tangan kanan Joanna yang berada di atas meja.

"Iya. Tidak apa-apa. Aku bisa menemani kamu seharian selagi tidak kerja."

Joanna menarik nafas panjang. Lalu menggenggam erat tangan Mega. Dengan raut merasa bersalah. Namun dengan senyum tipis yang tersungging di wajah.

"Thank you!"

Mega mengangguk singkat. Lalu mendekatkan tangan Joanna pada wajah. Lalu dikecup berulang. Karena dia memang sudah menantikan hal ini sejak lama. Merebut Joanna dari temannya. Sebab dulu, dia yang lebih dulu suka. Namun kalah start dengan Jeffrey yang memang dikenal sebagai pria baik-baik dan sopan. Tidak seperti dirinya yang memang kerap gonta-ganti pacar. Guna menutupi kebosanan.

Namun tidak saat dia bersama Joanna. Karena mereka sudah kenal cukup lama. Mega juga sangat segan padanya. Tidak ingin main-main dengannya. Hingga tidak berani mendekat kecuali saat wanita itu mulai semuanya.

Iya. Memang Joanna yang memulai ini semua. Menggodanya saat berjumpa di tempat gym langganan. Mega yang memang sudah lama suka jelas tidak akan menolak.

Tidak peduli jika hubungannya dengan Jeffrey retak. Karena dulu, Mega memang sempat kecewa pada si teman. Sebab telah mencuri start. Padahal, dia sudah mengatakan jika suka si wanita.

"I love you!"

Ucap Mega setelah mengecup punggung tangan Joanna. Membuat wanita itu terkekeh pelan. Lalu menarik tangan. Bangkit dari kursi dan bergegas pulang. Karena mereka memang sudah selesai makan.

"Mau mampir ke tempatku dulu? Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu."

Tanya Mega pada Joanna. Setelah mereka sama-sama keluar dari restoran. Lalu menuju parkiran. Memasuki mobil si pria.

"Apa?"

Mega hanya mengendikkan bahu saja. Lalu melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Guna membawa Joanna ke tempat tinggal.

"Aku di sini saja!"

Ucap Joanna saat mobil berhenti di parkiran. Sebab Joanna enggan ikut masuk ke unit apartemen si pria. Karena dia yakin jika hal itu akan kembali terjadi jika dia ikut serta. Mengingat selama dua minggu ini, mereka tidak lagi melakukan itu pasca ketahuan.

"Ayo, sebentar saja!"

Mega mengusap tangan Joanna. Sangat pelan. Hingga wanita itu luluh juga. Lalu mau ikut serta memasuki unit apartemen si pria.

Ceklek...

Setelah tiba di unitnya, Mega langsung menuju kamar. Mengambil kotak hitam yang berisi tas. Karena kemarin dia baru saja pulang dari Singapura. Guna mengurus pekerjaan.

"Oleh-oleh untuk kamu."

"Tadi yang kamu antar ke rumah kan sudah!"

"Ini part dua. Sebenarnya aku berencana memberi ini saat kamu ulang tahun bulan depan saja. Tapi ternyata aku tidak sabar. Pakai kalau kamu ke luar kota lagi besok lusa."

Joanna tersenyum senang. Lalu mengucap terima kasih pada Mega. Karena tas yang pria itu berikan adalah tas yang mirip miliknya. Tas ransel yang sudah lima tahun dibawa ke mana-mana. Hingga banyak baret dan koyak.

"Kamu suka?"

"Suka sekali. Aku sudah ikut war sejak tahun kemarin, tapi masih masuk waiting list. Thank you!"

Joanna memeluk Mega sebentar. Lalu memakai tas yang ransel yang akan dibawa jika dia berkelana. Menggantikan tas tua yang Joanna beli menggunakan gaji pertama pada sepuluh tahun silam.

"Aku senang kalau kamu suka."

Mega mulai memeluk Joanna, dari depan. Lalu menundukkan kepala. Mengecup dahi dan pipinya. Lalu turun hingga ke bibirnya.

"I love you..."

Bisik Mega sebelum memulai lumatan. Joanna juga membalas. Bertukar saliva dan akhirnya saling merapatkan badan. Lalu melucuti pakaian guna menggapai surga dunia bersama.

Beberapa menit berlalu. Joanna sedang berada di depan Mega. Wajahnya memerah dan nafasnya mulai tersenggal. Mata yang sudah terpejam juga perlahan terbuka. Menatap Mega yang kini sudah melepas celana di depannya. Di tengah-tengah kedua kakinya yang sudah terbuka lebar.

"Are you ready?"

Bisik Mega sebelum memulai penyatuan. Membuat Joanna lekas mendorong dada si pria. Setelah dirasa tidak ada pengaman di sana.

"Pengaman!"

Mega yang sudah mendekatkan wajah pada telinga Joanna mulai terkekeh pelan. Lalu membuka laci di samping ranjang. Mencari stok pengaman di sana.

Loh? Kok tidak ada?

Batin Mega sembari bangkit dari tubuh Joanna. Dia langsung menatap laci dengan seksama. Mencari keberadaan karet latex di dalamnya.

"Sial! Habis ternyata. Aku beli sebentar!"

Mega langsung bangkit dari ranjang. Memakai kembali boxer dan celana. Serta menyerengitkan wajah karena merasa sesak.

Sedangkan Joanna hanya diam dan masih mengatur nafas. Karena dia baru saja mencapai pelepasan saat pemanasan.

"Aku akan cepat!"

Joanna mengangguk singkat. Lalu mendudukkan badan. Ingin meraih air di atas nakas. Namun, dia justru melihat figura kecil di atasnya.

Figura yang berisi foto wisuda Mega. Bersama tiga teman baiknya. Ethan, Justin dan Jeffrey juga.

Melihat itu, kedua tangan Joanna mengepal. Dia langsung membalikkan figura dan bangkit dari ranjang. Lalu menarik Mega agar tidak jadi keluar. Karena dia berubah pikiran dan mau dimasuki sekarang.

Mega yang mendapat lampu hijau seperti itu jelas senang. Dia begitu bersemangat dan membuat banyak kiss mark di leher dada si wanita. Setelah diizinkan tentu saja. Karena dia tidak mungkin memaksakan kehendak saat bercinta.

"Besok ikut reuni, ya? Aku ikut."

Ucap Joanna di sela-sela percintaan. Saat ini dia di atas. Menguasai tubuh kekar Mega. Menatap pria itu dengan tatapan menggoda. Dengan jari telunjuk yang sudah dimasukkan pada mulut si pria yang sudah terbuka.

"Terserah! Faster, Sayang! Kamu pintar!"

Keringat Mega bercucuran. Miliknya terasa terjepit di bawah sana. Panas dan lembab. Membuat pelepasan semakin dekat.

21+ comments for next chapter!!!

Tbc...

UNCONDITIONALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang