DSG| 3

65 2 0
                                    

Happy Reading
_______

"Siapa ya? Tapi laki laki yang dari tadi nunduk itu, Familiar banget. Tapi pernah ketemu dimana? "monolog Nayra bertanya heran sekarang gadis itu tengah mondar mandir karena pikirannya tersita oleh laki laki yang memakai kemeja hitam dan cerana hitam panjang itu.

Tok tok tok

"Ya masuk!"

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang seumuran dengan Nayra dia adalah, Alvia.

"Nayy!"pekikan Alvi membuat Nayra menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangan.

"Apasih Vi, kenapa teriak teriak?"tanya Nayra heran kenapa sahabatnya ini sangat heboh, ia berfirasat jika sahabatnya sedang mengagumi orang ganteng.

"Tadi ada empat cowok ganteng banget mereka, aku kagum sama yang ngobrol sama bang Arvin."tuhkan ternyata bener si Alvi lagi suka sama orang ganteng, batin Nayra.

"Terus?"Nayra mengangkat satu alisnya.

"Siapa sih mereka? Tumbenan pesantren Al Fatihah kedatangan bidadara dari surga."tanya Alvi dengan mengedipkan matanya, membuat Nayra merinding sendiri.

"Mata kamu tremor ya vi? Kok kicep kicep sih kayak yang kemasukan gajah."sontak ucapan Nayra mendapat pukulan sadis di tangan, sang pelaku malah cengengesan sambil kicep kicep.

"Bukan gajah, tapi Love."kali ini lebih parah, Alvi kicep kicep sambil manyun manyun.

"ASTAGFIRULLAH'ALADZIIM ALVI. KAMU UDAH GILA!?"pekik Nayra langsung melarikan diri ia berlari keluar kamar, rasanya melihat Alvi begitu seperti melihat anak punk di jalan, lebih tepatnya Jamet alay.

Sementara Alvi ia malah bingung, "Kenapa si Nay? Kok kek ketakutan gitu, hemm. Udah ah mending kasih tau Yang lain aja."ucapnya lalu berjalan dengan tersenyum senang baru ketemu cogan.

Di sisi lain, Arkan dan Arvin sudah mengantarkan mereka ke sebuah rumah kecil yang cukup untuk mereka berempat Samudra sempat bertanya.

"Arkan, Arvin, kenapa kita dikasih buat tinggal di rumah yang terpisah? Kita kan pengajar bukan tamu, jadi lebih baik kita satu kamar saja sama Ustadz lainnya."ucap Samudra kepada kedua laki laki yang berada di bawah umurnya.

"Gak papa, kata Abba kalian ustadz spesial. Jadi gak bisa di kamar Ustadz, soalnya kamar ustadz-"ucapan Arvin terpotong.

"Kamar Ustadz sudah penuh, bang."sambung Arkan dengan sopan.

Keempat pemuda itu hanya mengangguk mengerti, "Dan, antum tadi gak kesambet kan?"bisik Daffa pada Aidan membuat laki laki itu menoleh.

"Kesambet apa? Perasaan Ana gak ngerasa kesambet, emang antum ngerasa ana kesambet?"tanya Aidan heran.

"Gak jadi deh."sontak itu membuat Aidan kesal, ia menampar keras punggung Daffa membuat sang empu meringis kesakitan.

Plak!

"Astagfirullah'aladziim.. Antum kalau punya dendam bilang aja, jangan main tabok tabokan."kesal Daffa membuat Aidan memutar bola matanya malas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DICINTAI SEORANG GUSWhere stories live. Discover now