Cerita Anggara; SB || 1

239 26 10
                                    

Andai bisa milih, gue lebih milih mati hari itu, daripada gue harus ngerasain sakit yang gak berujung ini!
~Bintang Samudra~

💫💫💫

2027, tepat 2 tahun setelah kepergian orang tua kandung Arutala. Layaknya kehidupan manusia pada umumnya, Arutala menjalani hari-harinya dengan tetap tegar meski sering diterpa badai. Entah masalah yang tak kunjung usai, atau memeng ini takdirnya. Namun, gadis yang merupakan reinkarnasi dari Arunala Putri Sahdewa itu tetap bisa mengondisikan keadaannya dengan situasi di sekitarnya.

Dengan garis besar, harus ada laki-laki bernama Bentala di sampingnya!

Saat ini, Bentala tengah berdiri di depan pintu kamar Arutala sambil memandangi gadis itu yang tampak sedang bersiap-siap.

Benar, sama seperti sebelumnya, mereka berdua tinggal seatap di kediaman milik Anggara.

"Mau kemana, Ru?" tanya Bentala saat baru menghampiri Arutala, kemudian berdiri tepat di belakang Arutala yang tengah bercermin.

Kontan, Arutala memutar badannya menghadap Bentala. "Gak tau, Bintang yang ajak," jawabnya tak begitu acuh, lalu kembali berbalik badan menghadap ke cermin tadi.

"Aku." Bentala mengarahkan telunjuk jarinya ke arahnya dengan kening berkerut. "Gak diajak?" lanjutnya tak habis pikir.

"Ya mana aku tau," balas Arutala seraya mengangkat kedua bahunya.

"Pergi bareng aku aja, Ru. Mau gak?" tawar Bentala bersemangat.

"Terus, Bintang gimana?" Bukan lebih mementingkan Bintang, Arutala hanya tidak bisa mengingkari janjinya yang sudah terlanjur mengiyakan permintaan Bintang beberapa hari yang lalu.

Bentala mengendus kasar, memanyunkan bibirnya ke depan, kemudian memasang wajah masamnya.

Arutala yang melihat itu, sontak tertawa kecil karena menurutnya ekspresi yang Bentala tunjukkan sangatlah lucu.

"Kita jalan besok aja, ya. Aku gak enak kalo harus batalin janji sama Bintang," bujuk Arutala, lalu_ kecupan singkat gadis itu daratkan di pipi Bentala tanpa memberi aba-aba terlebih dahulu.

"Runa!" Bentala menyentuh pipinya yang tampak merah merona akibat ulah Arutala. Ia sungguh tak habis pikir dengan apa yang baru saja gadis itu lakukan.

Sedangkan Arutala, gadis itu hanya terkekeh tak karuan melihat ekspresi dari wajah Bentala.

"Lagi dong," ujar Bentala seraya menyodorkan pipinya ke depan wajah Arutala.

"Lah, bukannya tadi kamu mau marah, ya?" tanya Arutala gelapan sendiri.

"Aku marah karna kamu gak ngomong dulu. Kalo kamu ngomong kan, aku bisa siap-siap dulu, biar lebih asik," balas Bentala yang malah cengengesan.

"Ihhhh, dasar!" Arutala menjewer kuping Bentala karena merasa kesal.

"Isshhh, kok dijewer sih," keluh Bentala tak terima.

"Ya abisnya kamu ngeselin sih," balas Arutala hendak kembali menjewer telinga Bentala. Namun_

Hangat, bibirnya terasa hangat akibat ulah Bentala yang begitu tiba-tiba.

Cerita Anggara 3: Semesta Berbahagia (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang