Chapter 29

19.8K 1.2K 155
                                    

"Mas pergi kerja terus. Semangat rawat pasiennya ya, aku masuk dulu. Kasian kalau Rian nangis aku tidak ada." Lia langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.

Ia terduduk di lantai setelah masuk ke dalam rumah, air mata sudah menguncur deras, ia menangis sambil memukul dadanya dengan keras. "Ya ampun sakit banget rasanya, kenapa ya jahat banget Hito sama aku."  Lia menghapus air matanya dengan kasar, ia tidak mau menangis lagi. Ia lebih baik lebih cepat berberes dahulu.

Tidak banyak yang harus disiapkan, karena Lia sudah bersiap jauh-jauh hari. Masalah cerai, Lia bingung juga sebenarnya. Mau menggugat cerai tapi tidak bisa karena pernikahannya tidak disahkan secara hukum. Lalu bagaimana ini, Hito sendiri malah tidak pernah menalaknya. Biarlah itu, Lia hanya ingin tenang ia akan memikirkan cara agar bisa berpisah setelah selesai menenangkan diri beberapa hari setelah ke luar dari rumah ini. Lagi pula Lia tidak tau sebenarnya mau bagaimana hidupnya ke depan, yang penting ia fokus dengan kehidupan anaknya saja.

Lia mengambil kertas satu lembar lalu menulis pesan. Kenapa tidak di ponsel saja ya kan? Lia menggeleng, tidak ia nanti malah menunggu balasan dari Hito. Lebih baik di kertas saja tidak peduli Hito akan membaca atau tidak.

'Tidak seharusnya kamu ikut dalam hidup penderitaan bersamaku. Aku tau aku yang salah, jadi aku akan kembali ketempat seharusnya aku berada. Berbahagialah dengan wanita itu, aku memilih untuk mengalah karena aku tidak sanggup untuk jadi istri tersembunyi apalagi jika nanti suatu saat istri barumu mengetahui rahasia kita. Lalu aku akan menjadi orang hina di mata kalian semua. Masalah Rian biarlah aku urus, dari awal kamu juga tidak mengharapkan anakku.'

Ponselnya berbunyi pesan dan ternyata Gio yang menghubunginya dan memintanya untuk segera melihat pengumuman apakah ia lulus dengan ujian yang ia lakukan beberapa hari yang lalu. Terlalu banyak masalah membuat Lia melupakan masalah penting seperti ini. Dengan berusaha tenang, Lia membukanya dan ia dinyatakan lulus. Lia menangis dengan keras, menangis bahagia dan menangis sakit hati menjadi satu.

***

Berhubung Hito tidak bisa dihubungi, dengan terpaksa Rian ia titipkan ke tetangga karena ia harus menyelesaikan wawancaranya.

Sesampai di rumah tetangganya ternyata Rian sedang menangis karena suara bayinya terdengar dari luar. Lia langsung buru-buru masuk ke dalam rumah dan pemandangan Rian yang menangis dalam pelukkan wanita paruh baya yang tetap masih kuat walaupun sudah setengah abad.

Saat melihat keberadaan Rian, anak itu sudah merentangkan tangan minta digendong. Dan Lia langsung mengambil ahli, tidak lama tangisan Rian berhenti.

"Nangis Dek baru saja bangun tidur, ia menangis karena rindu Ibunya lihat setelahnya tidak menangis lagi." Lia tersenyum lembut sambil menatap ke arah wajah Rian yang sudah tersenyum lebar dengan tangan yang menepuk-nepuk dadanya. "Iya dia ni manja sekali, makasih ya Bu. Lia pamit dulu," ucap Lia, lalu mengambil tas yang berisi perlengkapan Rian, lalu langsung menuju rumahnya.

Sesampai di kamarnya ia langsung  mengangkat Rian dan langsung memberikan asi. "Bayi imut ini ganteng banget." Lia mencium seluruh permukaan wajah Rian. Ia memandangi wajah Rian dengan seksama, sangat menggemaskan.

Lia kira jika Rian hadir maka rasa cinta Hito bisa muncul begitu saja tapi nyatanya Rian di sini tidak akan banyak merubah status anaknya di mata orang lain. Rian tetap dianggap tidak memiliki ayah bukan? Karena Hito tidak pernah mengaku punya bayi. Sampai orang berpikir ia perempuan murahan yang menjual tubuhnya hingga memiliki anak.

Hidden Marriageजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें