9 - Dadda n Momma

560 90 1
                                    

haiii yorobunnnn
yampun kejap lagi lebaran, dah menyiapkan apa nie buat lebaran??

HAPPY READING 💚

•••

“Assalamualaikum, aku pulangggg!” teriak Sargas dari luar rumah, berlari-lari dengan semangat ketika memasuki rumah.

“Waalaikumsalam. Pelan-pelan, A!” tegur Nayya melihat Sargas yang tergesa-gesa sambil membawa plastik putih.

“Itu rujak? Kamu beli rujak?” Sargas nyengir kuda.

“Gak pedes kok. Aku tiba-tiba pengen tadi.”

Nayya geleng-geleng kepala, terdiam sejenak setelahnya. “Kamu mau mandi dulu apa makan dulu, A?”

“Makan dulu aja, laper," jawab Sargas sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

Nayya berjalan menuju kulkas, tersenyum. “Aku bikin es dulu.”

Sembari menunggu Nayya membuat es, Sargas menatap lapar meja makan yang banyak hidangan enak. Istri nya itu paket komplit, sudah cantik, pintar pula. Pintar masak poin plus nya alias Sargas dipastikan tidak akan kelaparan.

Alisnya tertaut bingung melihat sebuah kotak kecil di sana. Sargas mengambil kotak itu lalu menggoyangkan nya hingga menimbulkan suara. Mata nya beralih pada Nayya yang sedang mengisi air.

Tanpa bertanya pada Nayya, Sargas membuka kotak kecil itu. Matanya membulat melihat isi nya. Ia mengambil sebuah testpack.

Dua garis. Dua garis merah dengan jelas terpampang di testpack tersebut. Sargas mengambilnya dalam diam. Di dalam kotak itu juga ada sebuah foto hasil USG, Sargas menatapnya lamat-lamat. Terakhir, Sargas mengambil sebuah kertas putih dengan tulisan Hi, Dadda!’

Shit! Dadda?!

“Nay?” Sargas menatap Nayya meminta penjelasan. Yang ditatap hanya bisa tersenyum manis.

Nayya menyimpan teko berisi es tersebut sambil menunduk, menggigit bibir bawahnya gugup. “A, maaf aku—”

Belum selesai Nayya bicara, Sargas sudah memeluknya dengan erat. Seakan-akan dia tidak akan melepaskan wanita nya itu.

Nayya merasakan bahu nya bergetar dan sedikit basah. “Kamu nangis, A?”

“Makasih, Nay.” kata Sargas dengan suara kecil.

“Hm?”

“Makasih, sayang.” Sargas melepaskan pelukannya, menatap Nayya dengan wajah memerah dan bibir yang melengkung ke atas. Terharu.

Nayya hampir tertawa melihatnya, mengusap sisa air mata Sargas yang membasahi pipi laki-laki itu. Sargas langsung menciumi seluruh wajah Nayya tanpa terkecuali.

Setelah puas menciumi wajah istrinya, Sargas bertanya. “Kamu ada gejala yang apa itu namanya morning—morning mual mual sick—itu gak??”

Morning sickness?

“Iyaaa itu maksudnya.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ÉTERNITÉWhere stories live. Discover now