32. meet again

15.1K 1.3K 121
                                    

 Warning typo

28/4/2024

Thomas berlari ke dalam rumah kedua orang tua Gabriel, dia dengan cepat berjalan menemui tuannya yang tengah sibuk bersama Noah. Sebelum memberitahu informasi yanga akan disampaikan, Thomas berdehem terlebih dulu. Membuat Noah langsung menoleh.

"Paman, kau datang?" Noah tampak begitu bersemangat dengan kedatangan Thomas.

"Ya, tuan muda, ada sedikit pekerjaan yang sangat penting. Apa aku boleh pinjam ayahmu sebentar?" Thomas menghindari tatapan mematikan Gabriel, karena dia mengatakan ada pekerjaan penting.

Padahal Gabriel selalu mengatakan, agar Thomas tidak boleh menggangu wktunya saat bersama sang putra. Apalagi di jam istirahat seperti sekarang ini, karena Gabriel tidak mau putranya merasa dinomor duakan.

"Tuan, ini soal informasi yang sangat anda nantikan sejak lama." Thomas memberikan kode, agar Gabriel segera pergi dari sana. 

Di ruang kerja Gabriel yang kedap suara, Thomas menatap tuannya yang kini juga menataap dirinya. Bisa dilihat ada sebuah harapan besar yang Gabriel harapkan tentang informasi seseorang yang sudah ditunggunya sejak lama.

"Nyonya, bersama kedua anaknya ada di Chicago. Mereka akan berada di sana untuk menghabiskan beberapa hari di waktu libur sekolah." Beritahu Thomas, membuat Gabriel langsung tersenyum lebar. Akhirnya setelah sekian lama dirinya bisa menemui sang istri yang sudah lama menghilang.

"Kita pergi ke sana sekarang, siapkan jet pribadi." Perintah Gabriel, dia langsung keluar dari ruang kerjanya meninggalkan Thomas.

Dengan langkah cepat, Gabriel pergi ke tempaat Noah bermain dan langsung mengangkat anak itu tanpa aba-aba. Noah yang masih terkejut karena tiba-tiba diangkat oleh sang ayah, hanya diam tak mengeluarkan protes. Meskipun sebenarnya dia sangat ingin sekali memukul kepala ayahnya dengan keras. Namu sebisa mungkin ia tahan, karena rasa sayangnya pada sang ayah.

Noah tetap diam saat kini mereka sudah berada di bandara, dia sudah paham jika tiba-tiba berada di bandara, pasti ayahnya akan mengajak dirinya pergi mengurus pekerjaan mendadak. Tanpa banyak tanya, Noah memilih langsung masuk ke dalam pesawat yang sudah siap di depannya. Meninggalkan sang ayah yang masih berbicara dengan Thomas.

"Ingat, jangan sampai kepergian kita ke Chicago sampai terdengar orang lain. Perjalanan ini hanya kita yang tahu." Bisik Gabriel, dia bahkan tidak ingin kedua orang tua dan teman-temannya tahu. Hal ini untuk mengurangi informasi yang akan di dapat oleh orang yang berusaha menghancurkannya.

Gabriel masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu, lalu di susul oleh Thomas. Di dalam pesawat, Noah sudah menunggu Thomas, anak itu sangat dekat dengan Thomas. Jadi jika ada kesempatan, pasti dia akan mengobrol dengan asisten ayahnya itu. Lihatlan tangan mungilnya, dia menyuruh agar Thomas duduk di sampingnya.

"Paman, apa pekerjaan ayah tidak bisa di tunda saja?" Tanya Noah, saat Thomas sudah duduk di sampingnya.

"Ini pekerjaan yang sangat penting, jadi kita tidak bisa menundanya. Apa tuan muda lelah?" Thomas tersenyum singkat saat mendapat anggukan dari anak itu.

Meskipun Noah selalu mendapat apa yang di inginkan, siapa yang tahu jika anak itu juga harus ikut andil dalam semua perjalanan bisnis ayahnya. Meskipun Noah hanya ikut ke mana pun ayahnya pergi, namun anak itu pasti merasa lelah. Apalagi, Gabriel sering pergi ke luar negeri untuk mengurus pekerjaannya.

"Paman, aku ingin bersekolah seperti anak lain." Bisik Noah, dia selama ini selalu menahan apa yang di inginkan, seperti kebebasan, bermain dengan anak-anak pada umumnya, bersekolah di tempat yang menyenangkan, atau pergi ke mall untuk bermain di sana. 

because of my stupidityWhere stories live. Discover now