Chapter 2- Taman Kanak- Kanak

12 0 0
                                    

Pagi yang cerah itu gw duduk bersebelahan dengan anak perempuan bernama Gabby. Gabby baik sekali denganku. Kita berkenalan dan menjadi teman akrab. Apalagi setelah tau bahwa kedua orang tua kita itu temenan.

"Rrrriiiinnnnggggg!!!" Suara bell pun berbunyi sangat keras. Tanda bahwa jam istirahat sudah di mulai. Semua anak-anak bergegas keluar kelas dan menuju taman bermain. Aku masih inget di sekolah gw terdapat banyak sekali mainan yang menyennagkan.

Sebelum anak-anak boleh keluar dan bermain, kami harus menghabiskan makanan yang sudah disediakan oleh guru kami masing-masing. Menu santapan hari ini adalah bubur kacang hijau. Walau aku gak suka bubur kacang hijau aku terpaksa menghabiskannya. Aku melihat ke arah depan meja, tepatnya menatap seorang anak laki-laki bernama Anthony saat salah seorang guru menghampiri aku dan berkata "Sendok dan garpumu terbalik!!! Yang benar, sendok di kanan dan garpu di tangan kiri."

Disaat itu seketika gw mengerti ternyata orang yang berhadapan di depan kita merupakan bayangan yang artinya tangan kanan berhadapan dengan tangan kiri. Aku malu dengan pipiku yang memerah seperti tomat.

Teman temanku pun bertambah; ada Melissa, Febby, Claudia, Viona, Rere, Jordan, Simon waah banyak deehh walau gak semuanya deket sama aku, tapi kita tetep main bareng sebagai anak sekelas. Yang paling aku inget si Kevin, anak paling jahil yang pernah aku temuin.

Semester demi semester aku lalui, untuk pertama kalinya aku diunjuk sebagai petugas upacara. Aku sebagai yang ngangkat benderanya. Bangga deh rasanya ngangkat bendera megara sendiri.

"Ayooooo!!! Ayo ayo!!" Suara keseruan terpancar pada setiap murid yang sedang melihat perlombaan tujuh belas agustus antar kelas itu. Saat itu aku tengah mengikuti lomba memasukan pensil kedalam botol yang terbuat dari kaca.

"Okkkeee waktu habiss dann.. Austin lah pemenangnyaa!!!!"
"Yaaaa, aku kalah deehh!!" Seruku dalam hati.

Hari demi hari kulewati dan aku pun menemukan teman akrab. Inget kan Anthony, orang yang jadi bayanganku waktu makan siang. Dia suka banget sama tasku (tas yang mungil dengan gantungan beruang mungil yang menarik perhatian si anak lelaki itu)
"Daaa!!" Sapa Anthony padaku dan ku balas dengan lambaian tanda selamat pulang. Yup, kita selalu jalan ke gerbang sekolah bersama2 dan kita bermain permainan "Jangan Menginjak Semut Merah".

Ada yg tau gak permainannya kayak apa?? Well, lantai di sekolahanku berwarna merah dan putih. Nah diciptakan lah permainan tersebut di mana kita tidak boleh menginjak warna merah dan membayangkan si merah sebagai semut yang dilarang diinjak. Serru deh pokoknya!!

Setelah dua tahun di masa kanak kanak aku pun diluluskan dan akan lanjut ke tahap sekolah dasar atau yang kita kenal demgan SD.

Freya Hanania Avisha (life is worth a cup of coffee)Where stories live. Discover now