Chapter 4 Sekolah Dasar P. 2

11 0 0
                                    


"PINNDDAAHHH??AKUU GAKK MAUU!!"

Gw pun harus berpisah dengan teman2 di sekolah lamaku. Hal yg gw sebut BFF itu pun hancur, gw hilang kontak dengan Melissa, Meisha , Diva dan teman-teman lainnya.  Gw juga mengikuti tes masuk ke sekolah baru bernama Harmony. Sekolah dengan nama keren ini yang membuat mamaku tertarik karena mereka menggunakan bahasa inggris. Ya, macam sekolah international gitu deh.

Bukan cuman kehilangan teman, gw jg kehilangan kakak pertama gw. Nggak, dia gak papa cuman keluar negeri untuk kuliah tepatnya di melbourne. Disusul dengan kakak laki-laki gw ke amerkia setahun berikutnya.

Setelah sekian lama gw bangun super pagi akhirnya gwpun bisa bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Karena sekolahku mulainya satu jam lebih siang dari sekolahku yang lama. Kalian inget Marko kan temenku yang sekelasku itu, nah dia juga ikut pindah ke sekolahanku yg baru ini.

"Adduuhh maaa... kenapa sihh harus pindah ke sekolahan ini??" Ujarku kesal akan perpindahan yang diatur mama.

"Mami kan sudah bilang, ini semua demi kebaikan kamu. Nanti suatu saat kamu pasti akan megerti kok sayang. Udah ya semua akan baik baik saja kok. Sekolah baru, teman teman baru?? Kan asyikk, kamu pasti suka!!"

Aku naik mobil CRV milik papa ke  sekolah yang jaraknya lima menit dari rumahku. Well, kalian bisa ngira gw anak manja yang gak suka jalan kaki dan takut matahari tapi ini bukan kemauanku tapi kemauan orang tua yang ketakutan gw bakalan ada apa apa di jalan. Yep mereka emang kadang-kadang parnoan sih orangnya.

Sesampai disekolah satpam sekolah pun membukakan pintu mobilku dan "Terima Kasih Pak!!" gw turun bersama mama untuk melihat kelas baruku.

"Mami balik dulu ya, belajar yang bener ya, mami yakin lama-lama kamu pasti terbiasa di sini.. Daadaaa!!" Pelukan terakhir sebelum bell masuk diberikan mama padaku. Saat aku masuk, aku mencari mejaku yang bertulisan nama "FREYA HANANIA AVISHA" lengkap dengan gambar yang lucu.

Yaa, berbeda dengan sekolah gw yang lama, sekolah baruku lebih bagus, mulai dari gedung, kelasnya pokoknya banyak deh. Tapi itu gak mengubah perasaan kangenku dengan suasana lama yang asyik seperti dulu.

"OK, this is your textbook, notebook and folder with your label on it." kata assisten guru kelas gw saat itu. Dengan takut gw menjawap "oOokKk, Miss!!"

"Hi, My name is Fre-ya Hanani-a Avi-sha!! Just call me Freya! I am 10 years old" sapaku salam perkenalan (gugupnya). "HEEYY!!" balas sekelas padaku.

Gw duduk disamping anak perempuan bernama Elline. Dia baik mau ngajak gw bicara. Yaah gw masih kagok sih pake bahasa inggris, enakan juga bahasa negara sendiri.

Pertanyaan demi pertanyaan pun dilanturkan padaku. Gw pun menjawabnya satu per satu.

"Aku lahir di bulan December dan saat aku memasuki taman kanak aku harus undur sampai tahun berikutnya ya tau sendiri sekolah indo mulainya Juni."

Yes karena inggrisku belom fasih gw pun menggunakan bahasa indonesia.

(Yaah tuhan ganteng bangett diaa <3 <3) untuk pertama kalinya gw menyukai cowok (suka ya bukan cinta, maklum lah anak anak).

Namanya Michael....

Hari demi hari gw masih belom merasa nyaman. Gw merasa sepi, lambat laun semua menjauh dan hanya Ellina yang tetap bertahan. Yang makin gak kusukai karena banyak sekali kerja kelompoknya, alasan kenapa gw  gak suka karena gw selalu sendiri.

Gw gak mengerti sama pelajaran2 nya apa lagi IPA. Nah di sini gw kebalik, malah gak suka IPA karena terminologinya susah2 soalnya beda bahasa. Malah gw lebih seneng Matematika soalnya kalo angka doang bisa lah ya.. Angka 1,2 dan 3 masih sama lah di mana-mana, kalo beda udah pusing deh.

Tahun demi tahun gw lalui begini, sendiri dan lambat laun Ellina pun kesal karena merasa dia yang selalu menemani gw dan karena hal itu dia seakan tidak bebas. Aku pun makin merasa sendiri.

Tahun ajaran ke lima semua membaik, teman2 baru karena kelasnya di campur ulang. Aku pun mulai dianggap sama beberapa murid di kelas lima itu. Bahasa inggrisku pun mulai ada kemajuan.

"She improve alot from time to time, not excellent, but we can see improvements!" Kata seorang guru bahasa inggris kepada papaku yang selalu menghadiri pertemuan orang tua disekolah. Dia selalu mencari guru inggrisku, selalu. (Intinya guruku bilang aku ada kemajuan, gak sampe sempurna tapi adalah aku maju).

Gw mulai main dan berinteraksi. Gak banyak tapi meningkat dari yang dulunya hanya makan sendiri dan main sendiri.

Kelas lima terasa membaik walau gak sekelas lagi dengan Elline, kita tetep berteman. Sekarang gw tau alasan kenapa gw bisa menemukan teman bukan semata apa apa. (Teman ya bukan sahabat, kalo sahabat aku masih belom nemu di sini).

Ada sih cewek, baik dan kayaknya tulus namanya Friska. Tetapi gw gak mau banyak berharap dulu. Kalau nanti beda kelas pasti susah. Seperti kisah gw dulu dan Elline.

Sampai kelas enam, semua membaik, jauhh membaik. Aku dan Friska menjadi teman akrab, lebih tepatnya ia sekarang shabat gw. Friska dan beberapa anak kelas lima dulu masih sekelas denganku, ditambah sekarang gw sekelas lagi dengan Elline.

Di kelas ini gw mengikuti kelas seruling karena gw gak bisa main gitar atau biola. Ya piano bisa sih, tapi gak ada ( I wish they have)

Fakta bahwa nyokap gw suka ngelesin anaknya ini itu, bukan cuman hal yang berhubungan dengan pelajarn. Well, itu juga sih dilesin tapi piano, menggambar dan lain2 pun gw les. Dari empat bersaudara, hanya gw dan kakak tertua gw yang les piano dan menggambar. Kakak-kakak gw yang lain seperti yang gw bilang sukanya olahraga.

Gw sempat akrab dengan cowok. (Inget kan cowok yang aku suka dulu?)
Dia yang sebangku denganku kali ini dan ternyata dia baik. Tetapi kebaikannya yang mebuat kita jadi bercanda dan disalah artikan oleh teman teman yang lain. Yep selama setahun ejekan tak berhenti. Well, gw gak tau mesti seneng atau apa soal ini.

Setelah kejadian ini, Ia pun menjauh untuk menghindari rumor dan fitnah. Ya jelas aja sih, kan gw yang suka dia bukan sebaliknya.

Gw asyik bermain dengan yang lain. Sangking asyiknya gw bermain, gw lupa akan gw yang dulu. Sampai akhirnya konflik yang memicuku untuk berpisah dengan Friska yep BFF gw. Kita jadi gak temenan lagi. Sedih sih kita sekelas tapi gak bisa sama sama.

"Why you do this to me??" tanya friska dan dengan gugup aku menjawab "Sooo-soo-rryy!! Aku gak ada maksud apa apa. I need friends, more friends and now i have it all."

"Ooh by betraying me?? Yeah??" Friska pun emosi dan aku mulai menangis " Aku gak ada maksud apa apa, I don't mean to do that. Aku cuman mau bahagia, lagian I need to achieve my own happiness!!"

Yup makin tinggi kelasnya bahasa indonesia pun diucapkan di sekolah. Sebenarnya gak boleh tapi mau gimana lagi, semua murid sudah ga menggunakan inggris tapi campur campur.

Gw sadar gw salah, salah dalam menilai dan salah dalam berfikir. Gw dibutakan oleh kemewahan berada diantara banyak teman. Gw dibutakan oleh teman yang tidak tentu pasti ada buat loe ditenpatnya dan menyesal menghianati seorang sahabat yang akan slalu ada buat loe.

Freya Hanania Avisha (life is worth a cup of coffee)Where stories live. Discover now