ONE

45 2 2
                                    

"Bertemu dalam rasa yang begitu nyata, sangat dekat, tanpa sekat, tapi ter asing..."

  Bila kalian menyangka pinka adalah orang populer yang cantik dan disukai banyak orang? Jelas salah. Karena Pinka adalah seorang gadis remaja biasa. Dia masuk SMA yang biasa saja, bukan SMA favorit. Sang ibulah yang menginginkan Pinka sekolah disini. Selain jaraknya bisa ditempuh menggunakan motor, ibunya pun cukup kenal dengan guru - guru disitu. Maklumlah, ibunya Pinka kan guru juga tapi disekolah yang berbeda.

Pinka juga bukan tergolong murid yang cerdas, tapi bukan juga tergolong murid bodoh. Pinka selalu berusaha jadi siswi yang disukai guru, teman - temannya dan untuk urusan lelaki? Pinka tidak terlalu ter obsesi. Dia terlalu takut seperti teman - temannya yang sering menangis karena cinta. Bukan hanya takut, Pinka pernah merasakan hal itu saat bangku SMP, alhasil dia sedikit trauma dengan jatuh cinta.

  Saat ini Pinka memasuki kelas 11 dan disekolahnya sedang ada pergantian kurikulum, jadi kegiatan sanlat dibulan ramadhan pun ditiadakan dan diganti dengan materi martikulasi yang banyak dan terbilang rumit. "Pinka! sebangku sama aku aja yaa tuh dipojok". kata Ara saat aku sampai depan kelas martikulasi. "Boleh deh, kelas martikulasi sm kayak kelas biasa kan ga diganti lagi?". Jawabku sambil duduk dibangku yang tadi Ara tunjuk. " Iya paling sabtu kita jadi belajar, ada lintas minat gitu, dan kelasnya pasti pisah kan masing - masing anak beda ngambil pelajarannya". Kata Ara. "Anjir males, sama kelas ini aja belum kenal semua. Eh, kita sekelas sama si Clara ya? Yang dulunya anak X8 itu kan? Wah ga nyangka sekelas sm anak hits!" Seru Pinka kegirangan. "Biasa aja kali woy! Gue sebangku tau sama dia". Tiba tiba Alisa datang. "Gaya dong sebangku sama anak hits? Ah siswa kelas X3 cewenya kebanyakan deket sm anak hits sih ya?". Tanya Ara. "Udahlah apaan sih ngomongin dia, mending liat anak kelas X baru, ganteng - ganteng anjir. Tadi gue liat ada si Reval yang hits di SMP 2, yang jago basket". kata Alisa sambil narik tangan Pinka dan Ara. "Gaminat aku sama berondong, mana mantan aku sekolah disini lagi astagfirullah!". Pinka benar - benar kaget. Ternyata hardiansyah sekolah di SMA ini. Tapi, apa yakin hardiansyah masih ngejar dia? Jadi ngapain Pinka parno? Sementara Ara dan Alisa sudah sibuk jerit - jerit sendiri liat adik kelas yang lagi dikumpulin dilapangan depan kelas martikulasi Pinka. Sepertinya mereka sedang melakukan apel pagi.

Pelajaran pertama pun dimulai, dihari pertama ini hanya Alisa dan Ara yang dekat dan kenal dengan Pinka. Ada juga sih Amel dan Yani yang sudah Pinka kenal saat MOPD, ada juga Shandy yang sudah Pinka kenal saat lomba kaulinan sunda, tapi tidak terlalu dekat sehingga Pinka memilih pendiam dikelas.
"baiklah untuk pembuatan power point, pencarian materi, dan pembuatan makalah kalian di bentuk kelompok yg isinya sebanyak 4 orang dikumpulkan minggu depan yaa, makasih, Assalamualaikum" kata pak heri sambil melangkah pergi.  "parah tuh guru baru ngajar hari pertama udah bikin kelompok kan belum pada kenal" Gerutu Ara. Pinka hanya menghempaskan tubuh kebelakang kursi dan melihat ke arah jendela. Menatap mantannya, hardiansyah. Yaa lelaki itu sedang khusyuk mendengarkan ceramah dari seorang guru disekolah. Melihat mukanya, Pinka jadi ingin ketawa sendiri muka hardiansyah memang lucu. Tiba-tiba saja handphone Pinka berbunyi.

Oktavia Rizka: Udah punya kelompok?
Pinka AK: belum. Kamu yang duduk didepan ya?
Oktavia Rizka: iya. Sekelompok sm aku dan gina yuk?
Pinka AK: Oke deh. Sekelompok ya
Oktavia Rizka : sip.

Kembali melihat kearah jendela, Pinka tersenyum. Feelingnya sedang baik, dia berharap teman-teman dikelasnya baik semua.

Fiersa besari ft Naluri - kisah semu•
-------------------
Belum ngena feel nya yaa? Maklum penulis baru;( biasanya jadi readers dan lagi mencoba buat cerita. Harap dimaklum ya❤️ terus Vote sama Komen, kasih masukan jugaa!❤️ thanks

"Inikah namanya lelah?"जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें