#1 It's REAL. But Who am I?

41 2 0
                                    


Mataku ditutupi oleh kain hitam. Aku tidak tahu apakah ini prosedur mereka ataukah inisiatif dari para tuxedo ini. Aku dituntun ke sebuah tempat. Ketika mereka melepaskan kain itu, aku menyadari bahwa ini ruang makan. Tapi benar-benar mewah. Ini ruangan makan termewah yang pernah aku lihat. Ditambah lagi makanan yang serba menggiurkan telah terhidang di hadapanku. Lucky!

Mataku memantau seluruh ruangan. Ternyata bukan hanya aku saja yang berada di sini. Ada 9 orang yang berada di posisi yang sama denganku. Sebuah monitor yang ada di salah satu sisi menyala.

Tampak sesosok pria dengan wajah yang tertutupi oleh topeng keperakan.

"Selamat datang para petualang sejati! Nama saya Reiner Geiner. Penanggung jawab dari Permainan besar yang akan kalian mainkan nantinya. Sebelumnya, silahkan duduk dan nikmati hidangan yang telah kami sediakan."

Para tamu termasuk diriku, menerima tawaran ramahnya. Tampaknya semuanya benar-benar menikmati sajian. Mungkin sangat enak. Tapi aku ragu untuk memakannya. Tapi kalau hanya minum aku rasa tidak mengapa.

"Sebelum itu, dipersilahkan kepada para petualang untuk memperkenalkan dirinya sesuai dengan urutan yang tersedia. Nama dan alasan mengikuti permainan besar ini."

Aku melirik sebuah nomor yang terletak di hadapanku. 8. Mungkin ini nomor urutnya.

"Baiklah. Karena aku nomor satu, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Guntur. Alasanku tentu saja uang." Lelaki berkulit hitam itu menutup perkenalan dirinya dengan menengguk minuman hitam yg disediakan. Kemudian wanita yang berambut pirang itu juga mengenalkan dirinya.

"Aku Selfy. Alasanku uang."

Begitu pula seterusnya. Mereka semua memiliki alasan yang sama. Uang. Tibalah giliranku.

"Namaku Natt. Alasanku adalah untuk mencari keberadaan temanku."

"Temanmu?"ujar wanita pirang, "Kenapa kau repot-repot mencarinya disini? Apa kau yakin kalau temanmu ikut ? Lagi pula kalau dia ikut berarti dia melakukannya secara sukarela, kan? Dasar Bodoh!"

Perkataannya benar-benar menusuk. Wanita ini mungkin tidak pernah mendapatkan kebahagiaan semasa hidupnya. Namun aku tak bisa melawan balik perkataannya itu. Karena aku hanyalah seorang gamer sekaligus pengangguran.

"Saya ucapkan terimakasih atas kerjasamanya, Pejuang Sejati. Sekarang saya akan menjelaskan Bagaimana Permainan Besar ini berjalan." Jelas lelaki dalam layar itu.

Semua perhatian mengarah padanya. Namun tangan ini tak berhenti mencicipi hidangan. Sialan kau perut.

"Permainan besar ini disebut dengan A-RPG. ANTAGONIST-RPG. Game ini memiliki banyak fitur yang akan kalian temukan nanti ketika masuk ke dalam permainan. Yang jelas, Permainan ini bukanlah permainan anak-anak. Ini adalah permainan di mana setiap kalian harus mencapai nilai tertinggi untuk mendapatkan hadiah yang besar. Nilai atau poin di dalam permainan nantinya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kalian. Makan, hotel, bahkan wanita."

Sebuah siulan nakal terdengar dari lelaki hitam itu. Namun Reiner menghiraukannya.

"Poin bisa kalian kumpulkan dengan melakukan quest yang ada tersedia di dalam permainan. Dan juga dengan cara lain yang akan kalian ketahui nantinya. Bagi kalian yang pernah bermain game RPG atau sejenisnya tentu tahu bagaimana game ini nantinya. Tapi sebelum itu..."

Lelaki dalam layar itu memberikan isyarat kepada para pelayan. Para pelayan masing-masing datang ke arah kami sambil memberikan sesuatu. Sebuah jam? Atau Smartwatch? Aku tidak tahu.

"Itu adalah ID Player kalian. Bisa bertahan sampai 15 hari. Anti air dan pecah. Dan terdapat GPS serta fitur fitur yang akan kalian ketahui nantinya. Sebelum itu silahkan pakai dahulu."

Tanpa ada rasa curiga, akupun memakainya. CIT!

Sebuah benda tajam tiba-tiba saja menusuk dari bagian bawah jam ini setelah dipakai.Tidak terlalu sakit, namun memberikan sedikit rasa kejut.

"Benda itu disebut ID-Phone. Jangan samp....ke...hil....an... ka....r....a.... b.... "

Apa-apaan ini? Pandanganku tiba-tiba buyar dan rasa kantuk ini langsung menyerang bagai air bah. Tangan dan kakiku berusaha menopang tubuhku. Namun aku tetap terjatuh dari kursi. Kucoba terus melawan, namun sia-sia. Aku sudah tak bisa lagi merasakan apa-apa. Seluruh tubuhku mati rasa.

Apa-apaan ini...

Aku tiba di sebuah tempat yang kumuh. Bersama dengan orang orang yang tidak pernah kukenal. Aku berusaha bangkit dan menuju ke arah cahaya datang. Untuk pertama kalinya, aku melihat sebuah tempat seperti ini. Sebuah tanah yang terbentang sangat luas sampai mataku terbelalak karena rasa takjub.

Kepalaku terasa sakit sekali. Seperti ada dengungan yang melengking. Tiba-tiba saja sesuatu dari benda yang melingkari pergelangan tanganku ini bersinar dan memunculkan sebuah proyeksi di hadapanku.

Masukkan nama anda!

<<Nama: __________>>

Nama? Yang benar saja. Pertanyaan seperti ini kan...

"Nama? Aku... tidak ingat."

ANTAGONIST RPGWhere stories live. Discover now