#2 A new Start ?

28 2 2
                                    


Aku terdiam dalam kekosongan. Meratapi nasib yang sudah melewati akal sehatku sendiri. Dengungan melengking di kepalaku tak henti hentinya bermian. Semakin kucoba ingat sesuatu dari ingatanku, semakin melengking dengungan yang kurasakan.

"Hei! Kau tidak apa apa?" Seseorang yang berpakaian tebal itu menghampiriku.

"Aku hanya sedikit pusing. Kalau boleh tahu, tempat apa ini?"

"Kalau kau ingin tahu, mari kita bicarakan ini di dalam bersama yang lainnya."

"Yang lain? Apa maksudmu?" Lelaki itu tidak menjawab. Dia hanya menarikku bersamanya.

Kami memasuki sebuah ruangan yang cukup luas. Disana terdapat 9 orang yang mengeluh. Mungkin mereka mengalami hal yang sama denganku.

Lelaki itu menyuruh semuanya untuk duduk di bangku yang telah disediakan. Ia memulai percakapan menggunakan sesuatu seperti mantra. Aku tidak tahu apa itu sungguhan atau hanya kebiasaan orang tua. Namun aura disekitarnya perlahan berubah.

"Kepada kalian semua, aku ucapkan selamat datang ke Starting Town. Mungkin kalian bertanya tentang diri kalian. Aku hanya bisa memberitahu kepada kalian. Kalau kalian itu telah mengalami yang namanya reinkarnasi."

Spontan semua terkejut.

"Tidak ada yang namanya reinkarnasi di dunia ini, Pak Tua!" Lelaki berbadan hitam itu geram.

"Jangan panggil aku begitu. Brandan. Itu namaku." Lelaki itu berjalan ke tengah tengah kami, "Kalian mungkin tidak percaya, tapi itulah yang sedang terjadi di sini. Bukti yang pertama adalah kalian tidak mengingat nama kalian. Atau ada dari kalian mengingat nama kalian sendiri?"

Lelaki tua itu menunjuk satu per satu ke arah kami.

Semuanya hanya terdiam. Bisu.

"Bukti yang kedua, kalian akan merasakan dengan samar - samar kehidupan kalian sebelumnya. Namun kalian tak melupakan keahlian kalian masing masing." Lelaki tua itu memainkan alisnya.

Tak ada satupun yang bisa membantahnya.

"Sepertinya kalian sudah mulai paham. Yang jelas, Untuk saat ini kalian harus menentukan nama kalian sendiri. Dan ambil ini." Lelaki tua itu berjalan mendekati sebuah kotak yang ada di dekat dinding.

"Ini adalah perbekalan kalian. Senjata dasar kalian. Untuk perlindungan diri. Dan jangan khawatir masalah keuangan. Masing-masing dari kalian mendapatkannya juga. Dan itu akan langsung dikirim ke Bits kalian. Benda yang seperti jam tangan itu disebut dengan Bits. Segala macam informasi, bisa kalian akses langsung dari situ. Aku tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut kepada kalian. Karena aku orang yang sibuk sekali." Dia terbatuk-batuk.

Lelaki itupun pergi. Sementara itu, kami berada dalam situasi yang kebingungan. Ya. Aku benar- benar bingung. Reinkarnasi, Bits dan lain sebagainya membuatku semakin bingung.

"Jadi bagaimana aku akan memanggilmu?" Lelaki berkulit hitam itu bertanya.

"Oh. Kalau itu... aku belum menentukannya."

"Aku Jack. Setidaknya ini nama yang cocok untuk orang sepertiku."

Lelaki itu kemudian beranjak untuk mengambil perbekalannya. Aku pun mencoba menggunakan Bits ku. Ketika layarnya diusap, maka akan muncul hologram di depan wajahku.

"Kau tidak bisa menggunakannya sebelum memasukkan namamu." Ucap Jack.

"Oh. Terimakasih atas sarannya."

"Ingat Bro. Nama hanyalah nama. Tak lebih tak kurang," jelasnya.

Aku hanya bisa tersenyum membalas ucapannya. Ia dan beberapa orang yang lain telah beranjak keluar ruangan. Aku pun mulai mengetikkan sebuah nama. Dengan virtual keyboard yang muncul dalam hologram itu, jemariku mulai beraksi.

<<GONIST>> y/n ?

Aku masih bimbang. Apakah ini cocok atau tidak. Mungkin Justin B lebih keren. Tapi tampangku pasaran. Akupun menekan <<yes>>.

Seketika layar hologram itu seolah menguasai diriku. Aku dikelilingi olehnya seperti melakukan proses verifikasi kepada diriku sendiri. Aku hanya bisa tertegun.

Tak lama kemudian layar hologram itu menghilang. Dan semuanya mengecil ke dalam Bits. Aku mencoba mengusap layar di Bits. Pada halaman pertama aku melihat data diriku. Nama, wajah dan informasi lainnya berada di sini. Kemudian aku mengusap sekali lagi. Kali ini tampilannya memiliki banyak sekali pilihan. Ada <<Lighter>>, <<Friends>>, <<Guild>>, <<Map>>, <<Item>> dan <<QUEST>>. Yang jelas fitur-fitur ini sepertinya sangat penting. Tapi sebelumnya, aku harus mengambil perbekalanku.

Yang tersisa adalah sebuah ransel, dan pisau berburu. Saat aku mengambil benda-benda ini. Bits langsung memunculkan layar hologram di sekitar benda itu. Pisau berburu itu disebutkan oleh Bits dengan nama <<Dagger>>. Dan layar ini memberikan deskripsi dagger ini.

Aku pun beranjak keluar. Mulai mendekati tebing-tebing di pinggiran bangunan ini. Dan sekali lagi, Mataku benar-benar termanjakan oleh pemandangan luar biasa ini. Seolah kita bisa melihat seluruh dunia hanya dengan mata kepala kita.

"AAAAAAAA" aku berteriak. Suaraku menggema ke seluruh penjuru.

Aku mendengar tawa yang cukup keras.

"Kenapa berhenti?" ucap lelaki berotot yang berusan tertawa.

"Entah kenapa aku merasa senang. Namun di sisi lain aku merasa sedih."

"HAHAHAHA. Kau tahu tidak, Starting Town adalah kota yang terletak di dataran paling tinggi di dunia. Walaupun kotanya kecil, namun kau bisa melihat segalanya dari sini."

Perkataannya tak bisa dibantah. Benar-benar pemandangan luar biasa.

Aku pikir 'mungkin' aku bisa menjalani hidup baru di dunia ini. Reinkarnasi dan hal-hal tak masuk akal yang ada disini membuatku takut. Benar-benar takut. Tidak memiliki keluarga, ingatan, harta, tahta. Aku benar benar memulainya dari awal. Dunia ini masih benar-benar sebuah misteri. Dan kejanggalan di benakku ini merupakan satu satunya hal yang tersisa dari diriku yang dulu. Mungkinkah ini petunjuk ataukah pertanda buruk?

ANTAGONIST RPGWhere stories live. Discover now