CHAPTER 9: The Beginning

1.3K 173 7
                                    

Bonus video!!
*Gak ada hubungannya sama cerita ini siih tp its such a good video for fanfiction! Dan kira2 gambarannya ga jauh beda lah sama ff ini:D Recommended Dramione ff pokoknya, buat yang belum tau judulnya What the Room Requires di ff.net hehehe. Enjoy yaaaa!

o-o

Tom menghabiskan malam harinya di ruang rekreasi prefek yang luas dan hangat di dekat perapian dengan peta perompak di pangkuannya. Ya, dia mendapatkan benda itu dari Daniel dengan bersusah payah tidak terlihat gugup karena kecurigaan yang terpampang di wajah laki-laki itu, dan Tom tidak bisa melupakannya sampai sekarang.

"Maksudku.. apa kau punya peta perompak?"

"Tentu saja, aku punya. Memangnya baru berapa banyak kita menggunakan peta itu untuk mencari jalan rahasia? Sudah puluhan kali." Tukas Daniel yang masih berdiri di depan lukisan kesatria berzirah tadi.

"Oh— yeah, kau betul."

"Ada apa memangnya?"

"Aku memerlukannya, Potter." Tom menelan ludah, ia baru saja lupa dengan berakting seperti Draco. "Mau kau apakan? Benda itu tidak ada hubungannya dengan peristiwa tadi, kan?" tanya Dan curiga.

"Tidak. Well, kau tahu aku siapa, kan? Aku ketua murid. Kalau kau tidak memberikan—"

"Ini." Sesuatu dari balik jubahnya ia lempar ke hadapan Tom yang dengan sigap ditangkapnya.

"Gunakanlah seperlumu. Aku benci kalau kau sudah menggunakan kekuasaanmu— maksudku, kita teman, kan.." Tom mendadak merasa tak enak.

"Aku pergi dulu. Dan satu lagi, kau sangat aneh hari ini, Tom. Sejak kapan kau memanggilku Potter?" Tapi Daniel tidak menunggu jawaban apapun melainkan langsung berbalik, "sampai jumpa, Tom!"

Begitulah bagaimana peta perompak itu bisa di tangan Tom, sehingga ia berharap Daniel tidak akan mencurigainya sampai esok hari. Tadi ketika masuk ke ruang rekreasi, Tom tak henti-hentinya berkata amazing, wonderful, bloody hell dan serentetan kata takjub lainnya karena menemukan berbagai hal mustahil yang hanya bisa ia lihat di dalam film. Bahkan tentu saja segalanya lebih sempurna daripada di film. Ruangan yang Tom masuki itu begitu luas. Sekelilingnya ditata dengan bangku-bangku berlengan dengan warna masing-masing asrama Hogwarts, sementara di sudut tampak sebuah pintu kayu kecil yang bertandakan toilet, dan tidak jauh beberapa meter di sampingnya terdapat dua pintu yang bersebelahan. Pintu pertama tergantung tulisan RRP yang di bawahnya juga terdapat sebuah tulisan asing karena bentuknya yang bukan abjad. Sementara di pintu sampingnya tertulis The Heads, yang ia yakini sebagai ruangan khusus ketua murid, meski di bawahnya juga terdapat tulisan asing yang sama seperti pada pintu di samping. Jujur saja sebenarnya ia sama sekali tidak tahu bahwa ruangan prefek itu ada, bahkan di buku karangan J.K Rowling pun seingatnya begitu. Ia hanya tahu mengenai kamar mandi prefek yang disebut pada buku keempat, dan sekarang semuanya benar-benar tidak terduga. Ia tidak bisa menebak lagi hal apa saja yang akan ia jumpai esok, dan mengingat soal kelas dan jadwal-jadwal pelajaran yang tadi dibicarakannya dengan Dan, ia sungguh tak sabar. Tapi yah, tidak tahu juga apakah besok dia masih ada disini atau tidak.

Sebelumnya Tom sudah mencoba untuk masuk ke dua ruangan tersebut, namun ia menemukan bahwa kamar itu terkunci. Sehingga Tom hanya menghabiskan waktunya di bangku Slytherin berlengan dengan beberapa tumpuk buku di meja. Buku-buku itu bukan berasal dari rak besar yang terletak disana, melainkan dari tas yang Tom temukan di bangku yang sekarang ia duduki. Tas kulit berwarna hitam yang belum diketahui siapa pemiliknya, tapi Tom pikir bisa jadi pemiliknya itu adalah salah satu dari prefek. Di sebelah peta perompaknya itu tersimpan dua buah buku kecil yang tampak seperti jurnal dan buku harian. Sebetulnya ia sama sekali belum membuka peta perompak, karena Tom lupa atau bahkan tidak tahu bagaimana cara membukanya.

Time Turner: First Love Never Die [Feltson]Where stories live. Discover now