Ein

75 12 3
                                    

Akyla

Jakarta, Juli 2014

Senin. Hari yang ingin dihapus semua pelajar, identik dengan hari baru. Yup, hari ini aku resmi menjadi seorang senior dan juga seorang junior. Aku naik ke kelas sebelas!

Sahabatku sudah datang terlebih dahulu. Mereka membicarakan kelas yang akan kami masuki nanti.

"Shila sama Kyla sekelas! Kenapa gue mental jauh banget?"  Keluh Risa, sahabatku.

"Ipa 4 itu jauh karena ada belokan doang Ris, gampang lah nanti" Shila menenangkan.

"Dua kunyuk itu dimana?" Tanyaku, mencari dua sahabatku yang belum terlihat. Atau mungkin, sudah mencar duluan.

"Biasa, lagi kesenengan mereka tuh karena disatuin di kelas yang sama" Jelas Shila.

Dilan dan Raden menghampiri kami.

"Gue sekelas sama Dilan!" Ujar Raden excited.

"Ipa berapa lo berdua?" Tanyaku.

"Ipa 1, sebelah lo berdua" Jawab Dilan sambil menunjukku dan Shila.

"Ris, semangat ya! Ipa 4 deket tangga kok, pasti kakel unyu pada lewat situ. Ya lumayanlah, ibarat nemu sprite di gurun pasir begitu" Ujarku menyemangatinya.

"Yeh, itumah lo aja Kyl. Guekan gasuka fangirlingin cogan kaya lo!" Balas Risa telak.

"Udah, yang jelas nanti saling berkunjung aja. Ribet lo pada" Lerai Shila.

Ya, inilah kami. Aku, Shila, Risa, Dilan, dan Raden. Dengan ciri khas kami yang agak bertolak belakang. Kami sudah bersama sejak kelas 10. Tepatnya X MIPA 2.

Awalnya, kami tidak sedekat ini. Terima kasih kepada ibu guru bk, berkat tugas menarinya, kami dipersatukan. Hingga sekarang kami menjadi dekat.

Bel sudah berbunyi. Tanda pelajaran jam pertama akan dimulai.

Kami memasuki kelas masing-masing.

Aku dan Shila memutuskan untuk mengambil posisi di paling pojok, sejajar dengan pintu kelas. Baris pertama dari pintu, urutan ke-2. Sebagian orang terlihat asing di mataku. Beberapa sudah tak asing, karena tak jarang yang berasal dari kelas lamaku.

"Asing ya kelas ini? Ya nggasi? Kaya apaya? Mukanya baru semua! Ini guenya ansos apa gimana?" Hebohku pada Shila, melirik sekilas area sekitarku.

"Iya anjir! Banyak yang belum pernah gue liat di sekolah" Shila menyetujui.

Kelas baruku. Kelas XI MIPA 2. Terdiri dari anak kelas X MIPA 1,2,3, dan 4. Setidaknya, aku mengenal sebagian besar wajah teman baruku ini. Aku memperhatikan keseluruhan isi kelas ini. Mereka memang terlihat asing, mungkin karena memang ini pertemuan pertama kami.

***

Ini sudah hari ke-3 sejak semester satu kelas sebelas dimulai. Teman sekelasku terlihat menyenangkan, meski kami belum terlalu dekat. Dua orang di depanku, kami —aku dan Shila— baru saja berkenalan kemarin.

Savira Angelia. Gadis dengan tubuh kurus dan tinggi, tetapi ia sudah cukup lebih gila daripada aku dan Shila. Paras cantiknya hanya topeng untuk menutupi hal gila dari dirinya ini. Dia anak yang menyenangkan. Oh iya, funfact about Angel, dia pernah datang ke kelasku waktu kelas sepuluh untuk meminta nomor telepon Raden, sahabatku. Dan berakhir dengan Raden yang kami sembunyikan di balik pintu kelas.

Aléa JactaWhere stories live. Discover now