Part 1 (Shibu Stereotype Dance Club)

14 0 0
                                    

*Musik hip-hop menyala*

Tampak seseorang sedang menari di dalam studio dengan luwesnya. Ia memakai topi kupluk wol abu-abu, berpakaian kaos dilapisi sweater hitam, memakai celana panjang spandex biru laut, dan bersepatukan sneakers warna hitam. Gerakannya yang lekak-lekuk mengikuti lirik dan iramanya tersebut, membuat satu orang laki-laki muda terkagum. Lelaki muda tersebut duduk bersila sambil terpana melihatnya. Lelaki muda itu berambut pirang pendek, berpakaian kaos putih, memakai celana hitam, dan sepatu kets hijau campur putih.

"Hebat! Lekukannya sangat pas dengan lagunya!" Matanya sambil melotot melihat penari tersebut.

Sudah berjalan selama 2 menit lagu itu diputar, penari tersebut masih menari dengan penuh gairah.

Sementara itu, datanglah dua orang masuk ke dalam studio. Dua orang tersebut seorang laki-laki dan seorang perempuan. Penampilan dari laki-laki itu memakai kaos jingga tanpa lengan ditutupi oleh jaket tebal bermotif tentara abu-abu, ditengah-tengah kasonya tertulis angka 68 Baby!, sedangkan celananya memakai jogger pants warna hitam dengan motif garis lurus putih. Dia juga memakai snapback merah marun polos. Untuk sepatunya dia memakai sneakers dengan warna gradiasi merah hitam. Untuk perempuan di sebelahnya memakai setelan kaos lengan panjang warna peach dengan jogger pants putih polos. Di tengah kaosnya bertuliskan Boys Hunter dengan font yang cukup kecil. Dia juga memakai sneakers berwarna gradiasi merah hitam. Untuk rambutnya sendiri berwarna hitam gelap yang dikuncir spiral sampai ke bawah pinggulnya. Kulitnya putih bersih, sehingga warna lipstik yang dia pakai menjadi mencolok merona.

"O—Ohh... Yokohama-sensei! Ikeda-san!" Lelaki yang duduk itu memanggil mereka berdua dengan menoleh ke belakang ke arah pintu masuk.

"William, ternyata kamu sudah di sini duluan?" Sapa perempuan yang bernama Ikeda itu sambil berjalan menghampirinya.

"I—Iya... soalnya dia mau latihan untuk lomba, jadi aku menemaninya dari awal," sambil ia menggaruk kepalanya.

"Ahh... kau memang teman yang baik, Leo-kun." Dengan nada menggoda.

"Aaahh... tolong jangan panggil aku dengan nama itu. Sedikit memalukan buatku...," wajahnya memerah sambil tertunduk.

"Eeehh... itu kan alias-mu, Leo-kun." Ikeda tersenyum manis di dekatnya.

"Iya sih, tapi, tetap saja aku belum pantas untuk mendapatkannya." "Aku masih seorang pemula, hehehe...." Leo tampak gugup dan wajahnya tambah memerah.

*Ehem* Lelaki yang memakai topi itu berdeham.

Kemudian dengan cepat, Ikeda menjauhkan wajahnya dari Leo. "Ehehe...." Ia tampak terkejut malu.

"Jadi kau memutuskan untuk mengambil perlombaan itu?" Kaido berbicara kepada penari laki-laki itu sambil menontonnya menari.

Tapi beberapa menit kemudian, perkataan Kaido baru dibalas olehnya. "Benar." Dan ia masih 'menyatu' dengan musiknya.

"Bukankah itu terlalu beresiko?" Kaido menambahkan.

Lalu, ia berhenti dari tariannya dan memandang Kaido dengan serius tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan musiknya masih tetap menyala.

"Hmph... ada apa, Sam?" Kaido juga memandangnya tajam.

"Di perlombaan itu, aku akan mengalahkan Jakuzure!" sambil menunjuk Kaido dengan tangan kirinya.

Sembari mereka berbicara empat mata, Leo berjalan menuju pemutar musik untuk mematikan musiknya pada sebuah ponsel. Namun ia tetap berada di situ mengamati mereka berdua, karena ia takut untuk kembali. Bisa-bisa dikira mengganggu percakapan mereka.

BEAT MASTER; GET THE BEAT!Where stories live. Discover now