1

23 1 0
                                    

Setelah kejadian itu, aku kembali lagi membangun perahabatan yang sudah agak rubuh tadi menjadi kokoh.

Dan jika kalian ingin bertualang lagi, akan aku persembahkan sesuatu yang amat pilu. Keputus asaan.

***

Oh, betapa bahagianya aku hari ini. Aku dilantik menjadi ketua klub ipa yang paling bagus disekolah. Itu sangat bahagia. Ucapan selamat, dating terus menerus. Dan tidak termasuk Alfa. Karena Alfa sudah menunjuk ekstrakurikuler basket yang membuat dia jatuh cinta.

Aku bersyukur, terus bersyukur. Biasanya, hari-hariku dilanda kesedihan dan keamarahan. Dan mulai dari sini, aka nada cobaan yang menerpa bagaikan ombak tsunami 57 meter.

***

"Eh, aku keluar basket lho," sahut Alfa saat dikelas.

"Hah! Bukannya dikit lagi kamu mau masuk DBL?" Tanya aku terperangah.

"Tapi tur, aku nggak mau hidup dalam aturan yang sangat mengekang. Mau kesini, nggak boleh, mau kesana, nggak boleh. Sumpah, itu nggak enak banget."

"Lah, kamu mau masuk eskul apa lagi?" tanya aku.

"Ehm... apa yah? Klub Ipa lagi aja deh, mulai dari sekarang aku nggak mau resign dari eskul itu. Aku berkomitmen."

Sekedar info, pada semester satu tahun lalu, Alfa pernah masuk klub Ipa itu. Tapi, anehnya ia keluar bagai angin darat. Dan sekarang ia sign in lagi. Wow, pelarian yang sangat gokil bukan? Keluar tak diantar, dan masuk diundang. Kayaknya tak diundang deh, tapi aku yang undang. Bodo amat lah.

"Ok. Kamu berarti harus bilang ke guru Ipa dong."

"Yoi."

"Congratulation! Welcome back to the best club."

"Thank you."

Lalu, datang yang namanya Huwa. Menghampiri kami berdua.

Kalau kalian disekolahnya memiliki satu anak yang tingkahnya sok deket, sok akrab, sok pintar, sok kaya, sok alay, sok penguasa game Moba. Dia orangnya. Aku namakan dalam hati. Dia kunamai cungpret.

"Hah, kamu mau masuk klub Ipa. Bagus Fa. Kamu kudeta si Fatur. Dia di Klub Ipa jadi ketua. Kamu kan bagus otaknya. Kudeta aja. Nggak usah takut-takut," goda Fatur.

"Oh, kamu jadi ketua. Selamat yah, pak bos."

"Iya," sahut aku ketus. Sebenarnya dalam hati diriku. Ingin ku membunuh dia. Ah, dosa.

Anehnya, Huwa menjadi gila. Ia naik ke atas meja, dan lantang meneriakkan, "Oi, anak yang ikut klub Ipa, tahu nggak, si Alfa, mau masuk klub Ipa, dan katanya mau kudeta si Fatur, ketua klub Ipa itu. Setuju nggak?"

Dan responnya sangat membuat hatiku hancur, "SETUJU!!!!"

Alfa menoleh ke arahku dan tersenyum, "Tenang aja. Aku nggak gitu."

Hari ini, sangat terlaknat sekali.

***

Malamnya, aku dihadapkan pada jantung deg degan.

Aku mau nembak Annisa.

Oh, iya. Annisa adalah gebetanku yang bertemu di salah satu tempat les. Dan sekarang dia bersekolah di Bandung, sedangkan aku di Purwakarta. LDR garis keras. Hatiku terus cenat cenut. Ok. Bismillah.

Di chat, aku memulai percakapan, "Annisa, boleh nggak aku ngomong sesuatu."

Tak lama, ia menjawab, "Boleh, kenapa?"

Aku membalas, dengan perasaan penuh harap, "Kita kan udah temenan lama, terus ngobrol bareng, boleh nggak aku jadi 'pendamping' maaf."

"Maaf, apa yah, kok aku nggak ngerti?" dijawab selang 20 detik.

"Gini deh, jika kamu ditembak satu laki-laki. Ternyata kamu dan laki-laki itu juga punya satu kesukaan, punya satu kemistri yang dibangun saat berteman. Kamu mau gimana?" Mengetik ini butuh perjuangan kawan. Ketik dengan satu tarikan napas, dan dikeluarkan lewat bawah, kentut. Garing yah, lanjut ah.

"Oh."

Aku ramal dia sudah tahu apa maksudnya.

"ya, gimana yah, aku terima ajalah."

"Kalau laki-laki itu adalah saya, gimana? Kamu mau kan jadi pacar saya? Saya siap. Mudah-mudahan menjadi teman tapi menikah. Kita bangun sama-sama sebuah jembatan yang akan menuntun kita ke sebuah jenjang yang lebih serius," mengetik itu juga dalam satu tarikan nafas. Huh, leganya.

Tanpa selang satu menit. Ia menjawab.

"Iya. Aku mau. Aku juga dari dulu suka sama anda. Jadi, kita saling suka. Dan ayo, kita bangun jembatan, dan kemsitri yang kuat seperti Ale dan Anya," membaca itu, seperti tubuh melayang.

"Ok. Aku bahkan akan melebihi kemistri Yudish dan Lala, atau Hema dan Starla," satu tarikan napas.

"Selamat tidur, kita LDR, sampai nanti kita ketemu."

"Good night too."

Hari yang melelahkan berakhir menjadi kebahagian. Ya Allah ini seneng banget. Tahan, jangan baper, jangan alay. Sabar.


*Untuk para pembaca, jika ingin membaca pada atmosfer yang berbeda, putarlah lagu "Surat Cinta Untuk Starla". Dan kalau bagian sedih, lagu "Sekali Lagi" dari Isyana Sarasvati. Selamat menyelami kisah Fatur.

Satu (part 2)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن