🍁 T I G A P U L U H S E M B I L A N 🍁

687K 47.8K 6.7K
                                    

Typo adalah jalan ninjaku.

Mohon koreksinya.

***

Maaf buat semuanya. Tentang lahiran gue gak ngerti banyak. Jadi proses lahiran Kinzy gue buat seperti BBGIAP versi lama. Mianhe :"

***

 Menurut perkiraan dokter, Kinzy akan melahirkan lima hari lagi. Arthur sebagai pihak pria yang tahunya hanya tanam saham, lima hari ke depan rasanya sangat lama. Sedangkan Kinzy sebagai pihak wanita yang mengembangkan saham merasa serba salah. Rasanya ia sangat tak sabar untuk melihat para putrinya, tetapi Kinzy juga belum siap untuk melahirkan.

"Zy, lahirannya kapan sih?"  Tanya Arthur sambil membelakangi Kinzy untuk memakai jasnya yang sudah diberada di genggaman Kinzy. 

"Thur, kamu udah nanyain dari dua hari yang lalu loh." Jawab Kinzy jengkel sambil membantu Arthur memakai jasnya.

 "'Kan aku udah gak sabar, Zy." Ucap Arthur pelan lalu berbalik untuk menghadap Kinzy.

"Gak sabar sih gak sabar, tapi masa nanyain tiap sejam?!" Kinzy berlalu meninggalkan Arthur di dapur.

Ya, sejak kepulangannya dari Jepang, Arthur mulai rajin ke kantor. Selain karena ia sudah tidak sekolah lagi, kantor juga lagi sedang masa sibuk-sibuknya.

"Mukanya kok gitu?" Tanya Arthur lagi ketika ia menyusul Kinzy ke ruang tengah. Arthur dapat melihat Kinzy yang duduk di single sofa dengan wajah yang terlihat lemas sambil mengusap-usap perutnya.

"Dari tadi malam kontraksinya makin sering." Ucap Kinzy tertahan karena merasa sakit pada perutnya.

"UDAH MAU LAHIRAN?!" Arthur kegirangan sambil berlari mendekati Kinzy lalu menekuk lututnya di hadapan Kinzy.

 "Kayaknya sih iya. Soalnya tiap lima menit kerasa kontraksi gitu." 

"Yaudah, ke rumah sakit ayo! Siapa tahu si dokter salah prediksi. 'Kan bisa aja." Balas Arthur enteng sambil mengusap-usap perut Kinzy. "Bentar lagi kalian bebas loh!"

"Kamu kira mereka disini lagi di penjara apa?!" Sungut Kinzy sambil menepis tangan Arthur yang mengusap perutnya.

"Bukan gitu loh, Mama. Dasar cewek sensi mulu dah." Ucap Arthur ketika membalas tepisan Kinzy dengan tarikan lembut pada tangan Kinzy. Arthur mengalungkan tangan Kinzy pada lehernya. Arthur menatap mata Kinzy lekat sambil tersenyum lembut. Sedangkan Kinzy masih dengan wajah lesunya. "I love you, Mama." Arthur menutup matanya lalu mulai menjalankan wajahnya untuk mendekati wajah Kinzy. Tetapi langsung tertahan karena merasakan jambakan pada rambunya bagian belakang.

Arthur langsung membuka matanya dan dapat melihat wajah Kinzy yang memerah sambil menutup matanya erat.

"Lah, Zy?" Arthur langsung panik.

"Arthur, sa-kit..." Rintih Kinzy masih menutup matanya erat dan menggigit bibir bawahnya.

"Kita kerumah sakit, ya?"

"SAKIT BANGET! ARRGGHH!!!"Kinzy mengangguk kuat bersamaan dengan semakin kuatnya jambakan pada rambut Arthur.

Dengan cepat, Arthur pun langsung berdiri lalu melepas jasnya. Arthur berlari kesana kemari berusaha mengabaikan teriakan Kinzy agar fokus untuk mengambil segala keperluan mereka. Arthur mengambil ponsel, dompet, kunci mobil, dan tak lupa tas yang berisi perlengkapan Kinzy dan anak-anaknya nanti yang sudah ia sandang di bahu lebarnya. Arthur kembali pada Kinzy dan segera menyelipkan masing-masing tangannya pada lekukan lutut Kinzy dan cekukan leher Kinzy. Lalu mengangkat Kinzy.

"Sabar ya, sayang." Bisik Arthur pada telinga Kinzy sambil mengecup pelipis Kinzy yang sudah berkeringat. 

Setelah mengunci apartemennya, Arthur segera menuju basement untuk mengambil mobilnya.

Bad Boy Is A Good Papa [END]Where stories live. Discover now