SENJA YANG BERNAMA

78 3 0
                                    


Sepulang sekolah,Zeline mampir ke sebuah toko roti yang dekat dengan sekolah nya.

Zeline tidak di temani Azkia karena Azkia memiliki acara dengan keluarganya.

Zeline memilih-milih roti yang akan dibelinya.Berbagai macam roti di dasarkan dalam sebuah rak kaca disana.
Zeline menemukan roti kesukaannya.Tapi sayang,ia melihat roti itu tinggal sebungkus.Ia berfikir untuk cepat-cepat mengambil roti itu,supaya roti itu tidak diambil orang lain.
Saat Zeline hendak mengambil roti itu,ada seseorang juga yang ingin mengambil roti itu juga.
Zeline menatap seseorang itu.
Ternyata laki-laki itu lagi,yang seperti biasa ia temui.
"Mau beli juga?".Tanyanya.
Zeline mengangguk.
Laki-laki itu memberikan roti itu kepada Zeline.
"Ini,buat kamu aja".Katanya.
Zeline mengambil roti itu dari tangan laki-laki itu.
"Terus,kamu gimana?.Kamu kan juga pengen beli roti ini".Ujar Zeline.
Tak merasa enak dengan sikapnya,Zeline mengembalikan roti itu ke tempatnya semula.
Laki-laki itu melihat Zeline dengan mendengus pasrah.
"Kenapa dikembalikan?".Tanyanya.
"Gak deh.Aku gak jadi beli".Jawab Zeline,sambil tersenyum.
Laki-laki itu mengambil roti itu lagi,dan memberikan nya ke Zeline.
"Ini buat kamu,aku bayarin deh".Ujarnya dengan rasa percaya diri.
"Enggak usah,terima kasih".Zeline menolak pemberian laki-laki itu.
Mengingat kejadian tadi disekolah,membuat Zeline merasa takut di dekat laki-laki itu.
"Hmm..yaudah deh.Aku juga gak jadi beli".Laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk membeli sebuah roti di toko roti itu dan berjalan ke arah pintu keluar.
Zeline yang melihat laki-laki itu pergi, dengan berat hati memanggil laki-laki itu.
"Hey,tunggu!".Panggilnya.
Laki-laki itu membalikkan badannya.
Zeline berlari dan menghampiri laki-laki itu.
"Aku mau tanya sesuatu sama kamu".Ujar Zeline.
-Sebenarnya Zeline sudah lama ingin menanyakan hal ini kepada laki-laki itu.
"Apa?".Sahutnya.
"Nama kamu siapa sih?.Kok dari kamu pertama kali nanya nama aku,kamu belum pernah nyebutin nama kamu siapa?".Tanya Zeline to the point.
Laki-laki itu tertawa geli.
"Kamu manggil aku cuma mau nanya itu?.Aku kira kamu sudah tau nama aku,makanya aku gak nyebutin nama aku ke kamu".Ujarnya.
Zeline tersenyum.
"Bukanya seantero sekolah sudah tau nama aku,kenapa kamu enggak tau?.Memangnya teman kamu Azkia itu gak ngasih tau kamu?".Sambung Laki-laki itu dengan menatap wajah Zeline.
Zeline hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Laki-laki itu terdiam dan mengulurkan tangannya ke Zeline.
"Nama aku Devano".Ucapnya.
Zeline membalas uluran tangannya dan tersenyum ke arah Devano.
"Sekarang kamu boleh panggil aku dengan namaku.Bukan 'kamu' 'hey' atau 'orang misterius'.Kalau kamu gak keberatan,panggil aku 'sayang' juga boleh".Devano mencoba mengeluarkan gombalan khasnya kepada Zeline.
Zeline lagi-lagi tersenyum melihat Devano.
"Kelihatannya, dia orangnya baik.Tapi kenapa di sekolah kayak gitu ya".Guman Zeline heran.

"Yaudah ya aku pulang dulu.Maaf gak bisa nganterin kamu pulang".Pamit Devano.
Zeline hanya menyengir-·

-Pede bangat ya dia.Siapa juga yang mau bareng ama dia-·.

Devano memandang sopir Zeline yang tengah menunggu Zeline di tepi jalan.
"Tapi,lain kali boleh lah?".Tanya nya membuat Zeline berfikir,itu beneran apa ngelucu.

"Bye!".Devano melambaikan tangannya kepada Zeline.
Lalu,Zeline berjalan menuju mobilnya untuk pulang.

Malam hari,-·dirumah Zeline nampak sunyi.Hanya ada Zeline diruang keluarga dan bi Ratih yang sedang beberes didapur.
Kini Zeline sedang menonton TV sendirian.Sebenarnya bukan Zeline yang menonton TV,tapi tv yang menonton Zeline.Karena meskipun Zeline menyalakan tv,pandangan Zeline hanya tertuju pada ponselnya.
Zeline membuka tutup layar ponselnya.Entah pesan siapa yang ia tunggu muncul dilayar ponselnya.

Klunting....
Akhirnya ponsel Zeline berbunyi.
Zeline langsung membuka layar ponselnya dan melihat pesan masuk tersebut.

SENJA YANG TAK KUNJUNG DATANGWhere stories live. Discover now