Hujan

73 3 0
                                    


"Perasaan adalah suatu hal yang tak tampak dan tak dapat dirasakan oleh orang lain, namun setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memilikinya. Perasaan adalah suatu hal yang dapat mebuat kita bahagia dengan sendirinya, namun juga menjadi sesuatu hal yang menyakitkan bagi setiap manusia apabila perasaanya terluka. Luka dalam hati amat sulit untuk ditahan, karena tanpa disadari luka tersebut yang menyebabkan seseorang menjadi lemah dan mudah terluka."

Hujan turun deras sekali pagi ini, bersama dengan rasa sesak pada dada. Mataku hampa menatap keluar jendela kamar , menatap hujan turun rintik-rintik. Suara hujan diluar mebuat hati yang terluka ini berasa makin sakit untuk setiap tetes air yang jatuh ke atas tanah. Pikiranku berkecamuk mengingat masa laluku bersama dengannya, dengan dia yang selalu menemaniku untuk setiap waktu. Tanpa kusadari air mataku jatuh bersama dengan hujan yang makin lebat.

"Rio bangun sudah sore, apa kamu gak capek tidur terus dari pagi tadi ?". Mataku terbuka sedikit, kemudian sambil merebahkan badanku di pinggir tempat tidur, aku mengucek-ngucek mataku sambil mencari darimana sumber suara yang mebuatku terbangun. Ternyata yang kulihat dalam kamar adalah ibuku yang sedang membereskan kamarku, sambil menata barang-barangku ibu bertanya kepadaku "udah sana mandi, tidur mulu kerjaannya. Gak capek apa tidur mulu dari pagi sampai sore gini", tanpa menunggu aba-aba lagi aku langsung mengambil handuk dan berjalan ke arah kamar mandi tanpa berkata apa-apa.

Setelah mandi dan berpakaian, aku langsung menuju ke arah meja makan untuk sekedar mengisi perut karena beberapa hari belakangan ini nafsu makan ku berkurang, namun di meja makan tak terdapat makanan apapun yang dapat kumakan. Aku membuka pintu kulkas dan ternyata disana ada roti dan susu kental coklat, aku pun mengambilnya dan membawanya ke meja makan. Pada saat itu ibuku lewat meja makan mencari suatu barang entah barang apa yang dicarinya aku tak mau tau, beliau melihat ke arahku dan berkata "kamu kenapa sih akhir-akhir ini kok makannya kayak gitu terus, kamu kebanyakan diem terus di dalam kamar nggak ngapa-ngapain, tiap mama masuk kamar atau pas waktu liat kamarmu, mama pasti liat kamu nengok terus keluar jendela diem aja kayak orang kesambet". Aku hanya tersenyum kecil dan menjawab perkataannya "aku gak papa kok ma", "Kamu tuh kalau ada masalah cerita sama mama, mungkin mama bisa bantu, atau setidaknya mama bisa jadi temen curhat mu" timpal ibuku, "Aku beneran gak papa kok, mama tenang aja" kataku sambil membereskan bekas makan ku dan berjalan kembali ke arah kamar.

Di dalam kamar, pikiranku kembali melayang pada  waktu-waktu indah saat ku bersamanya, bersama dengan dia pemilik hatiku yang sekarang pergi entah kemana.

HujanWhere stories live. Discover now