Dalam Kotak Kardus

14 0 0
                                    

Sudah berhari-hari aku menunggu di sini, di rumah tua yang tak berpenghuni, di dalam sebuah kotak kardus. Kepanasan saat terik, kedinginan saat malam. Setiap terdengar langkah kaki mendekat, aku berharap itu Mei tapi ternyata bukan.

Kotak kardus sempit yang aku tinggali semakin tidak nyaman. Aku tetap bertahan di sini, mungkin saja hari ini Mei datang menjemputku. Sekalipun siang berganti malam, Mei tidak juga datang membawaku pulang.

Papa Mei membuangku saat Mei tidak ada di rumah. Mei menyayangiku dan tak mungkin dia membuangku.

Hari itu, Papa Mei dan Mama Baru Mei bertengkar hebat. Entah apa yang mereka ributkan. Setelah pertengkaran itu, Papa Mei terlihat sibuk mencari sesuatu. Lelaki itu mendapatkan yang dia mau, sebuah kotak kardus.

Papa Mei dan Mama Baru Mei membawaku dengan mobil ke tempat asing. Di depan rumah kosong, setelah menengok kekanan dan kekiri, mereka melemparku beserta kotak kardus begitu saja. Tanpa bekal makanan dan minuman, mereka taruh aku di sana. Ternyata, membuangku di sini menjadi solusi atas pertengkaran mereka.

" Aku ingin Mei datang menjemputku, Tuhan" Ku ucapkan permintaan tulus dalam kardus yang semakin kotor berdebu.

---

Berhari-hari Mei termenung di kamarnya. Biasanya, saat ada Pino, anjing kesayangannya, dia selalu ceria bermain dengan anjingnya.

" Sudah Mei, jangan sedih. Pino mungkin sekarang sudah ketemu majikan baru." Hibur wanita itu.

" Tapi tante, Pino hadiah ulang tahun dari Mama." Jawab Mei muram.

" Ya..., mau bagaimana Mei. Pino kabur sendiri. Itu bukan salah kamu, sayang." Sekali lagi wanita itu mencoba menghibur Mei.

Air mata pun jatuh dari pelupuk mata Mei.

Mini Story SweekWhere stories live. Discover now