Chapter 1

1.6K 13 0
                                    

Pria itu terus berkicau menunjukkan beberapa hal di buku di hadapannya. Tangannya bergerak menulis cara penyelesaian soal sesuai dengan penjelasan bibirnya. Ketika satu soal tersebut selesai, barulah ia sadar gadis di sebelahnya tak mendengarkan.

"Baby?"

Bukan. Ia bukan sedang memanggil kekasihnya. Gadis itu adalah adiknya.

Baby mengangkat pandangan nya. "Ya, Kak?"

Alri mengernyit sejenak sekalipun senyumnya tetap tak luntur. Ia memang orang yang seperti itu hingga Baby sering melontarkan pertanyaan candaan 'Memangnya bibir Kakak nggak capek senyum terus kayak gitu?'

"Kamu kenapa?" tanya Alri. Rasanya sejak beberapa hari ini ia merasa adiknya sering bengong.

Baby diam. Ia memperhatikan kakak laki-lakinya tersebut untuk sejenak.

"Kak, Baby mau ngomong sesuatu" ujarnya

Alri mengangkat sebelah alisnya. "Tentang?"

Baby diam untuk sejenak. "Tentang Baby"

Alri mengangguk-angguk kecil. "Emang kamu kenapa?"

Baby kembali diam untuk beberaoa detik. "Tapi Kakak janji dulu gak bakal marah sama Baby"

Alri tertawa mendengar syarat tersebut. "Nggak mungkin bisa janji, Dek. Kakak aja nggak tau kamu mau bilang apa"

Baby menatap Kakak nya tersebut sendu. "Jadi kalau Baby salah Kakak emang bakal marah ya?"

Alri terdiam untuk sejenak. Ini hal serius. Ia bisa merasakannya. Tapi Baby hanyalah anak berusia 14 tahun. Alri telah melewati umur itu, dan setahunya tak ada hal yang sebegitu gawatnya yang dialami anak umur segitu.

Baby mungkin menganggapnya sedemikian gentingnya. Ia juga dulu pernah merasa masalahnya bahkan tak bisa dipecahkan. Tapi ternyata setelah berbicara pada orang dewasa, itu bukan hal sesulit itu. Karena itu untuk anak berusia 20 tahun seperti Alri, mungkin ini bisa diselesaikan sekejap mata.

"Ya udah. Kakak janji gak bakal marah" jawabnya pasti.

Baby menggigit bibirnya dan mulai menunduk dalam. "Kak" panggilnya ragu. Alri pun menerka-nerka apa yang akan dikatakan adiknya. "Baby suka sama Kak Leo"

Alri terdiam saat mendengar nama anak ke-3 di rumah mereka. Ia mengangguk dan mencoba tersenyum. "Wajar dong kamu suka Leo. Dia kan kakak nya kamu" jawab Alri masih berusaha berpikir itu tak seperti yang ia kira.

Baby menatap Alri dalam-dalam. "Suka yang Baby maksud bukan suka keluarga". Bibir gadis kecil tersebut bergetar saat mengatakan.... "Baby suka Kak Leo sebagai cowok. Baby cinta sama dia"

Alri membeku mendengar jawaban sejelas itu. Semua pemikiran bahwa anak berumu 14 tahun tak akan memiliki masalah berat, runtuh begitu saja. Ini terlalu luar biasa. Dan sejumlah masalah yang akan terjadi di masa depan langsung terbayang di kepala anak sulung keluarga tersebut.

.

.

.

TBC

Let's Get BurnWhere stories live. Discover now