Chapter 3

735 11 0
                                    

Baby memangku dagunya dan menatap perempuan tersebut dengan pandangan mendamba. "Kak Queen cantik banget, ya?"

Queen yang medengar itu menoleh. "Hah?" tanya nya memastikan yang ia dengar. Tangannya yang mengkupas bengkoang berhenti. "Baby bilang apa?" tanya nya.

Baby cengengesan untuk sejenak. "Nggak ada sih. Cuma Baby pengen jadi secantik Kak Queen" jawabnya jujur.

Queen nyaris tertawa mendengarnya. "Baby cantik kok, Dek. Emang kenapa? Ada yang bilang Baby jelek?" tanya nya lagi.

Baby menggeleng. "Nggak sih. Tapi tiap kali Kak Queen datang ke sekolah Baby temen-temen Baby itu pasti heboh. Semua pada bilang 'Itu Kakaknya Baby yang katanya jurusan kedokteran itu, kan? Cantik banget, ya?'. Selalu kayak gitu"

Queen menatap adiknya aneh. "Ooooh.....jadi Baby pengen semua orang heboh gosipin Baby gitu?" godanya.

Baby langsung menggeleng. "Nggak gitu maksudnya, Kak"

Queen memicingkan matanya. "Ciee...yang pengen famous" ujarnya masih suka membuat adiknya kesal.

"Kak...." rengek Baby agar kakaknya berhenti.

Queen pun memegangi perutnya saat ia terkikik geli. Tiba-tiba mengerti adiknya sudah bukan anak kecil lagi. Ia ingin perhatian. Ia memperhatikan penampilannya. Dan mungkin sensitif dengan apa yang ia miliki. Padahal sebenarnya kalau teman-teman Queen melihat Baby mereka pun mengatakan hal yang sama. Terlebih yang laki-laki. Bahkan ada yang bercanda mengatakan akan menunggu Queen karena jarak umur mereka hanya 5 tahun. Tapi Queen pasti akan langsung memasang wajah garang. Karena ia rasa adiknya belum di umur yang pantas untuk membahas itu.

"Ya udah. Ntar malem kita maskeran bengkoang bareng-bareng deh. Biar Adek kakak ini jadi kinclong" ujarnya.

Kedua gadis tersebut saat sesosok pria masuk ke dapur. Alri tampak kelelahan mendudukkan dirinya di kursi dan menuang segelas air ke gelas. Ia menatap kedua adiknya dengan pandangan sayu karena ia rasanya akan pingsan kelelahan. Tapi senyumnya tipisnya masih terpasang di sana.

"Baby tadi gimana sekolahnya?" tanyanya memegang puncak kepala adiknya.

"Baik-baik aja kok, Kak" jawab Baby dengan seulas senyum.

"Bagus deh. Udah kelas IX tuh jangan banyak main-main lagi, ya?" ujarnya mengingatkan ulang. Baby langsung mengangguk mengerti.

Baby juga ikut-ikutan meletakkan kepalanya di atas meja. "Kakak capek banget, ya?" tanyanya menoel-noel pipi kakak laki-lakinya tersebut dengan jari telunjuknya.

Alri menghentikan pergerakan jari tersebut dengan menahannya. Walau berakhir dengan telapak tangan Baby diam di pipinya. "Banget, Dek" jawabnya menghela nafas mengingat apa yang ia lakukan seharian ini di tempat magang nya.

Alri menoleh melihat Queen yang memotong-motong bengkoang untuk diblender. "Kamu gimana Queen? Katanya mau ujian block kan?" tanya Alri memastikan ingatannya.

Queen melihat kakaknya tersebut. "Minggu depan kok, Kak" jawabnya.

"Oooohhhh" gumam Alri mengerti.

"Oh iya, Kak" ujar Queen baru ingat. "Ntar Minggu kita harus belanja. Soalnya bahan di kulkas udah banyak yang habis" lapor Queen.

Alri mengangguk-angguk. Ia pun mengangkat kepalanya. "Ada yang mau dibeli selain bahan masakan?" tanya Alri.

Queen mengangguk. "Ada. Lampu yang di taman udah mati. Trus...Bentar deh" ujarnya kemudian pergi ke kamarnya. Beberapa saat kemudian kembali dengan secarik kertas dan pena. Ia membacakannya satu persatu. Dan Alri menambahkan yang ia ingat perlu dibeli.

Let's Get BurnWhere stories live. Discover now