Chapter 2

910 9 0
                                    

Pria itu menggerakkan tangannya di sepanjang kejantanannya. Nafasnya yang memburu tertahan seiring memijatnya sesuai tempo yang ia inginkan. Matanya tertuju ke arah ereksinya yang begitu keras. Pandangannya berkabut melihat ke sana. Di mana khayalannya ada bibir merah muda memuaskan birahinya.

Kejantanannya menegang semakin berani saat fantasi selanjutnya muncul di kepalanya. Ia memejamkan matanya menikmati sensasi. Sensasi bersenggama dengan gadis itu.

"Queennhhh..." desahnya. Ia mempercepat kocokannya pada benda memanjang tersebut.

"Lo sempit banget, Queennhhh...." godaan kotor itu lepas begitu saja dari mulutnya.

"Tahan, Sayang. Bentar lagiihh....Aahhh.....Enakhh.....Queennhhh...." Tempo kocokannya semakin cepat hingga semua menjadi begitu jelas di matanya. Klimaksnya pun tercapai dengan nikmat.

Ia membuka matanya. Menatap pada sperma yang bercucuran di lantai kamar mandi. Betapa hebatnya Queen khayalannya memuaskannya. Walau entah kapan waktu akan tiba ia menumpahkan cairannya di vagina gadis itu.

###

Leo menaikkan alisnya begitu membuka pintu kamar mandinya. Ia pun keluar sambil sebelah tangannya masih menyeka air di rambutnya.

"Kenapa, Al?" tanya nya sambil memilih-milih bajunya di lemari.

"Bisa nggak lo nggak usah nyebut-nyebut nama Queen pas lo onani?" tanya Alri serius.

Leo menaikkan alisnya mendengar permintaan kakaknya tersebut. "Emang kenapa? Nggak ada hubungannya sama lo, kan?"

Hubungannya? Tentu saja ada. Ia berhak menegur adiknya yang kelainan jiwa. Ia sudah tahu sejak lama Leo mencintai Queen. Anak ke-2 dalam keluarga mereka.

Awal Alri mengetahu hal itu ketika ia mendapati film porno di laptop Leo. Dan pemainnya adalah Leo dan Queen. Alri tentu nya tak pernah melihat tubuh Queen setelah mereka dewasa. Tapi ia bisa lihat tahi lalat di leher pelakon film tersebut. Karena itu ia bisa pastikan itu bukan adiknya. Apalagi mempertimbangkan sifat Queen. Itu mustahil.

Tapi pria itu jelas Leo. Itu video persetubuhan adiknya ini dengan gadis lain. Tapi wajahnya diedit menjadi wajah Queen. Alri tahu teknologi masa sekarang sebegitu canggihnya. Dan ia juga tahu ada genre film porno yang disebut deep fake. Banyak fans fanatik mengedit wajah aktris porno menjadi wajah idolanya. Editannya begitu rapi dan mulus seolah itu asli.

Leo memang masih kelas XI SMA. Tapi Alri tahu editing keahlian Leo. Karena sebenarnya adiknya ini pintar, tapi sayangnya nakal. Melihat adiknya mengedit aktris porno menjadi Queen menjelaskan perasaan seperti apa yang dimiliki Leo pada gadis itu. Dan saat Alri tanyakan langsung Leo mengakui perasaannya dengan ringannya.

Alri tahu ia seharusnya menegur Leo. Tapi mengingat sifat Leo ia mengurungkan niatnya. Karena Leo itu pembangkang. Pasti mereka akan bertengkar karena itu. Kalau mereka bertengkar akan sampai baku hantam. Dan Queen serta Baby akan keheranan alasan mereka bertengkar. Kalau akhirnya terbongkar, pasti akan menjadi awal kehancuran keluarga mereka. Karena itu Alri hanya membiarkannya.

"Gue takutnya kalau gitu mulu ntar lo ketahuan. Kalau Queen dengar lo nyebut nama dia pas lo onani, dia bakal tahu semuanya"

Leo tertawa sambil menggeleng. "Queen nggak suka nyelonong masuk kamar orang" jawabnya yakin.

Alri diam sejenak. Ia tahu iu. Hanya saja Baby punya kebiasaan masuk begitu saja ke wilayah privasi orang. Ini benar-benar menjadi masalah karena gadis itu mencintai Leo.

"Baby sering masuk kamar lo" jawab Alri dengan bibir mengatup.

"Ya trus masalahnya?" tanya nya balik.

Alri menghela nafas. Ia tidak bisa membeberkan perasaan Baby. "Kalau Baby denger lo pas gituan, jadinya berabe"

Leo mengernyit. "Trus? Emang dia bakal ngerti? Masih bocah gitu. Nyantai ajalah" jawabnya ringan.

Alri menatap adiknya lelah. Bocah. Tapi dia sudah tahu cinta. "Baby itu cuma beda 2 tahun lebih muda dari lo. Dan inget aja lo pas seumuran di lo ngapain?"

Leo mengangguk santai saat ia mengerti. Bisa-bisanya ia mengharap adiknya polos saat ia seumur itu sudah terlalu bejat. "Ngentod" jawabnya tanpa malu.

Alri memaksakan menyabarkan diri mendengar jawaban tersebut.

Leo terkekeh melihat ekspresi Si Anak Sulung tersebut. "Iya. Iya. Lain kali gue lebih hati-hati" ujarnya menenangkan.

Alri menghela nafas pasrah. Adik bungsunya suka pada Leo. Adik laki-lakinya malah suka pada Queen. Kompleks sekali. Kenapa di keluarga mereka harus ada anak-anak menyimpang?

"Yo?" panggil Alri.

Leo menoleh. "Ya?"

"Menurut lo Baby itu gimana?" tanyanya.

"Baby?". Leo bergumam sejenak. "Cantik. Tipe-tipe cewek yang bakal populer di antara cowok-cowok. Trus...." Leo berhenti sejenak melihat Alri. Mengingat bagaimana perlakuan Alri pada adik kecil mereka itu. " Mau gimana pun lo usaha jagain dia, dia terlalu menarik kalau cuma buat jadi anak rumahan. Jadi nanti pas dia gedean bakal banyak cowok yang ngajak dia jalan. Dan lo akhirnya nggak sadar sejauh apa dia berubah. Yahhh....intinya tinggal nunggu waktu aja sih buat dia jadi entod-able banget"

"Yo!" benak Alri.

Leo terbahak-bahak setelahnya. "Tenang aja dah lo. Mau dia entod-able pun, cinta gue itu buat Queen" jawabnya yakin.

Alri menghela nafas. Jawaban itu sebegitu yakinnya. Membuatnya lega karena itu atrinya Leo tak tertarik pada Baby. Tapi di sisi lainnya ia khawatir kalau perasaan Leo pada Queen sebegitu kuatnya. Entah akan bagaimana keluarga mereka nantinya. Ia hanya berharap seiring waktu berlalu Leo dan Baby menjadi normal dan hidup dengan pasangan mereka yang seharusnya kelak.

.

.

.

TBC

Let's Get BurnWhere stories live. Discover now