Karat

58 3 0
                                    


Sebuah pohon tumbuh subur di atas bukit merah yang basah karena darah. Batang dan dahannya terbuat dari aluminium. Akar kawatnya menancap gagah menusuk tanah merah yang belum kering betul dari darah. Merah. Daun-daun besi berwarna abu-abu berguguran. Pohon itu berbuahkan amunisi, bom, rudal, dan segala jenis senjata pemusnah massal.

Konon barangsiapa mampu mendaki bukit merah tersebut dan menyentuh pohon tersebut akan melihat kehidupan abadi yang sesungguhnya. Siapa yang tahan menginjak tanah lembek dan lengket oleh darah ditambah aroma busuk yang menyengat?

Dunia yang penuh karat.

***

Seorang wanita berlari keluar dari rumah kayu yang sedang dilalap api.

Separuh wajahnya terbakar. 

Dia berteriak-teriak meminta tolong pada seorang laki-laki kurus yang kebingungan.

Semakin dia berteriak kesakitan semakin si laki-laki kebingungan.

Darah, air mata, dan nanah menyembur keluar dari separuh wajahnya yang terbakar.Separuh wajahnya hilang terbakar.

Si laki-laki hanya terdiam.

Si wanita yang terbakar separuh wajahnya mengerang dan menjerit kesakitan.

Si laki-laki semakin terdiam menatap dua bola mata yang sekarang bentuknya tak lagi sama.

Sebelah kiri mengeluarkan air mata bening mengalir di pipi yang halus sedangkan sebelah kanan mengeluarkan air mata bercampur darah mengalir di kulit pipi yang mengelupas terbakar api.

Si laki-laki hanya terdiam lalu membalikkan badannya dan berjalan dengan langkah pelan penuh kebingungan.

Dia nampak kenal dengan sebelah wajah yang tidak terbakar.

Dia tahu betul mata itu.

Dia benci air mata yang keluar dari wajah sebelah kiri.

Walau akhirnya dia menyerah karena kebingungan dan memilih pergi.


Bekasi, 2 Juni 2017 

Pada Suatu Hari Ketika Semua Nampak Baik-baik SajaWhere stories live. Discover now