Koffey Syop

51 3 0
                                    


Seorang wanita datang, duduk sudut kafetaria bernuansa industrial. Dia berkata, "Berikan padaku secangkir kopi yang hitamnya mengalahkan kegelapan malam dan manisnya mengalahkan madu!"


Kacamata berbingkai tulai rusuk manusia dan kalung rantai yang berkarat menjadi aksesoris yang cukup menarik perhatian.


"Kopi Maut" demikian para pelayan menyebut pesanan si wanita tersebut. Si wanita menyeruput ujung cangkirnya lalu tersenyum senang dan senyumannya berubah menjadi tawa yang memekakkan telinga.


"Bolehkah aku bertanya padamu wahai Barista Agung?" si wanita bertanya pada sang Barista Agung peracik kopi terbaik yang ada di negeri ini bahkan di seluruh jagat raya.


"Silakan nona, apakah yang ingin kau tanyakan?"


"Bertahun-tahun aku mengelilingi dunia ini. Beribu-ribu kilometer sudah kutempuh dan puluhan peracik kopi yang katanya terbaik di tempat itu sudah menyajikan kopi untuk kucicipi tapi tak satupun memenuhi seleraku. Mendekati pun tidak. Bagaimana caranya engkau mampu membuat kopi paling enak di dunia ini?"


Sang Barista Agung hanya menyunggingkan senyum aneh yang misterius. Entah apa maksud dari senyuman itu kita tidak akan pernah tahu.



Cikini, 31 Mei 2017

Pada Suatu Hari Ketika Semua Nampak Baik-baik SajaWhere stories live. Discover now