tujuh || LAMP||

27 7 3
                                    

Setelah berpamitan dengan Alfa, Lia segera bergegas kembali ke kelasnya. Mengingat bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Lia berjalan ke dalam kelas dengan suasana hati gembira, ia menghampiri Naya yang sedang bermain HP di bangku. Lia duduk di sebelah Naya dengan senyumyang seakan takkan pernah pudar.

"Ngapain lu senyum-senyum gitu" Merasa ada yang janggal, Naya yang awalnya hanya melirik Lia pun akhirnya Naya menoleh ke arah Lia yang masih setia dengan senyumannya.

"Gapapa, lagi seneng aja" Lia, bertahan dengan senyumnya.

"Habis dari kelas si bangkhe ni anak kok senyum-senyum ndiri si" Batin Naya sambil melirik sahabatnya yang masih dalam posisi sama yaitu tersenyum. Lalu ia kembali fokus pada ponselnya.

Lama lama senyuman biasa itu semakin menjadi. Dari senyum jadi cengengesan. Naya tidak tahan dengan kelakuan Lia yang cengengesan tidak jelas. Akhirnya, Naya memalingkan wajahnya dari ponsel ke arah Lia

"Dari tadi senyam senyum, kenapa sih lu, eneg gua liatnya, cerita napa ya'." Tanya Naya dengan menunjukan wajah orang risih yang dibuat buat.

"Ih kepo, cerita ga ya" Lia menjawab, namun lebih kearah menggoda Naya.

Hell.. Naya yang dikenal dengan sosok yang care, tiba tiba jadi bodo amatan.
"Serah lu dah serah". Ketus Naya.

"Kemana Naya yang biasanya. Tumben bomat." Batin Lia sambil terkikik mendengar jawaban tersebut.

"Aciee ngambek" Ucap Lia sambil menoel-noel pundak naya

"Apaan sih lu, makin ga jelas aja" Naya tetap kekeuh dengan keketusannya.

Setelah menimang-nimang akhirnya Lia bercerita ke Naya tentang perasaan yang selama ini dia pendam kepada seseorang

"Oke deh Oke, gua ceritain" Kalah Lia.
Namun Naya masih asyik bermain hpnya

"Mau di ceritain ga nay, ya udah kalo gamau" Lia menawari Naya.

"Iya iya ceritain" Namun pandangan naya masih ke arah HP.

"Lah lu ga perhatiin, males deh gua cerita" Lia

"Iya iya sorry, oke lu kenapa?" Naya menoleh ke arah lia.

Selang beberapa menit pasca Lia menceritakan tentang perasaanya kepada Naya. Akhirnya naya mengerti bahwa sahabatnya ini telah menyukai seseorang yang ternyata adalah orang yang terkenal dengan sifat dingin namun banyak penggemarnya.

"Jadi selama ini lu suka ama si Bangkhe itu" Ucap naya yang dibalas anggukan oleh lawan bicaranya.

"Yah gitu deh" Ucap Lia sambil tersenyum malu

"Ciee sahabat gue akhirnya suka juga sama kakel" Naya

Tiba-tiba guru masuk, dan mereka berhenti berbicara lalu memperhatikan guru yang sedang memberi materi di depan kelas. Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, mereka bersiap untuk pulang.

"Eh nay gua duluan yah, mau rapat" Lia

"Iya iya yang mau ketemu sama doi" Goda naya

"Ih apa sih nay, udah ah, bye" Lia nampak berfikir tentang siapa satu orang yang akan ia ajak rapat.

"Ngajakin siapa ya? Oh Alda aja" Lia
Setelah itu ia berjalan menuju kelas Alda. Ia melihat segerombolan teman Alda yang keluar dari kelas.

"Semoga aja Alda belum pulang" Ucap lia dalam hati

Saat Alda sampai di depan kelas, ia melihat Alda sedang asyik berbincang dengan seseorang di dalam kelas, Lia malu jika masuk ke dalam kelas, akhirnya ia memutuskan meminta bantuan teman Alda untuk memanggilkan Alda.

Lia duduk didepan kelas sambil menunggu Alda, beberapa menit kemudian Alda datang menghampiri Lia

"Ada apaan li" Tanya Alda

"Jadi gini Al, lu-

TBC

Hehe gimana gaes....
Nggantung yak...
Mon maap yaak..
Authornya ngaret..
Swibuk banget soalnya..
Author dan tim lagi masuk fase sibuk nyiapin ujian juga hwhw
Jadi curhat deh wkwk
Udah gitu aja..
Sekian

Salam manis

Author

Look at me,Please!! (ᴘᴇɴᴅɪɴɢ)Where stories live. Discover now