Chapter 4

111 9 1
                                    

Para muda mudi sudah memasuki suatu ruangan yang cukup besar bernuansa Eropa klasik, terdapat meja dan beberapa kursi, pigura foto yang terpajang menggambarkan seorang wanita yang tak lain adalah Bu Vega menjadi salah satu pusat perhatian mereka.

"Silahkan kalian duduk" kata Bu Vega

"Mm..iya makasih Bu" jawab Ladya

"Hari ini, kalian boleh istirahat dulu tapi kalau mau ikut bantu-bantu juga gak papa" Kata Bu Vega dengan senyumnya

"Mulai besok aja lah ya kalian mulai bekerja, dan ini ada beberapa baju seragam buat nanti kalian pake"

beberapa baju seragam berwarna krem sudah tersedia di atas meja untuk siap mereka pakai.

"Baik Bu mulai besok kita akan mulai bekerja" Sahut Ladya dan Alex.

"Oh iya satu lagi, kalian jangan terlalu di ambil hati sama sikap suster Irma dia memang seperti itu"

"Iya Bu tidak apa-apa" mereka menganggukan kepalanya

"Ya sudah, kalian boleh kembali lagi ke kamar" papar Bu Vega

"Iya Bu, makasih" jawab mereka serempak sambil meninggalkan kursi dan pergi ke luar ruangan.

Mereka berjalan perlahan menuju kamar mereka, menyusuri beberapa ruangan yang terlihat sangat klasik nan indah. Tiba-tiba..

"Cuuu.." seorang nenek berambut putih panjang tiba-tiba saja muncul sambil memegang tangan Ladya, nenek itu membuat mereka sangat kaget terutama Ladya.

"Eh nek, mau kemana?" Tanya Maya dan Ladya.

"Cccu.." nenek itu seperti ingin bicara sesuatu, lalu suster Wina datang menuju mereka.

"Maaf, Nenek Ritha mungkin sedang butuh sesuatu" papar Suster Wina.

"Silahkan, kalian masuk aja ke kamar kalian ya, biar nenek Ritha saya bantu"

"Hehe..Iya Sus"

Suster Wina langsung memegang tangan dan membawa Nenek Ritha untuk pergi dari mereka. Mereka pun pergi ke kamar mereka.

Nenek Ritha menolehkan kepalanya ke arah mereka berlima,Pandangan nenek Marneli kepada mereka sangat berbeda.




Apa sebenarnya yang ingin nenek Ritha sampaikan?

Jebakan iblis Where stories live. Discover now