Bab 11

92.2K 3.7K 83
                                    

Gisela Pov

Aku tau dia sedang marah, karena semenjak tadi dia hanya diam, mobilpun dilajukannya dengan kecepatan tinggi, aku lebih memilih diam daripada kemarahannya bertambah. Lebih baik aku menunggu dia jujur dengan sendirinya siapa jatidirinya, biarlah saat ini dia menganggap aku tidak tau kalo dirinya adalah Varrel Drostine. Tapi anehnya ini bukan jalan keapartemen, ini jalan keluar kota. Dia mau bawa aku kemana.

“Ini kemana Va, kita mau kemana” tanyaku pelan.

Dia hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku.

“Va”

“DIAM GISEL!!!” teriaknya membentakku.

Aku kembali diam, tapi bentakannya membuatku sangat sedih sekali, tapi aku masih menahan air mataku.

“Turun” katanya dengan pelan. Aku turun dan melihat hamparan laut didepan kami.

“Ini dimana”

“Anyer”

“Buat apa kamu bawa aku kesini”

“Temani aku malam ini, sebelum besok aku antar kamu kembali ke orang tuamu” katanya tegas dan aku yakin dia tidak akan mau membatalkan kata – katanya.

“Aku sudah bilang beribu kali, aku gak akan pulang Va, aku gak mau.. lebih baik kita sekarang pulang” aku memutar tubuhku dan hendak berjalan kembali menuju mobil.

“Aku tau kamu sudah tau kalo aku Varrel Drostine, aku pengedar paling dicari oleh pihak polisi, aku juga ketua geng Drostine yang paling diburu polisi di Indonesia” katanya berteriak, aku menghentikan langkahku, aku tidak menyangka dia akan berkata jujur masalah itu.

Aku melihatnya kembali “So what? Aku tidak peduli walaupun kamu ketua, walau kamu target polisi, aku sudah bilang, aku menerima kamu apa adanya”

“Tapi hidup kamu dikelilingi bahaya Gisel!! Lihat tadi, astagaaaa aku gak akan pernah bisa membayangkan jika pria brengsek tadi menyentuhmu, melukaimu bahkan…” aku melihatnya gusar dan ketakutan.

“Hey… aku gpp Va, aku disini sama kamu, aku aman jika ada kamu” aku mendekatinya dan memegang kedua pipinya.

“Bagaimana jika dia melukaimu, aku gak mau tubuhmu menerima luka gara – gara aku Gisel” dia melepaskan peganganku dan melihat kearah laut. Aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang.

“Maaf tadi sudah membuat kamu sangat marah, aku janji gak akan pernah berani seperti ini lagi, tapi jangan buang aku, aku gak mau Va, aku gak peduli kamu Varrel atau Vabian, bagiku kamu tetap Va dihatiku, tetap lelaki yang aku inginkan menjadi suamiku kelak” Varrel memutar badannya dan menatapku, tangannya menyentuh wajahku, astaga sentuhannya saja membuatku ingin memilikinya.

“Apa aku layak bersama kamu Gisel? Sedangkan aku… masa depan yang aku tawarkan kepadamu masih gelap, aku tidak bisa menawarkan kehidupan damai dan pernikahan bahagia selamanya jika sekarang saja semua orang sedang mengincarku”

“Aku bersedia melalui apa saja asal bersamamu, aku rela hanya menjadi penunggu rumah, menunggu suami pulang”

“Bagaimana kalo aku tidak pulang, bagaimana jika aku ditangkap polisi atau bagaimana jika aku pulang dalam keadaan sudah tidak bernyawa”

“Stop jangan pernah katakan itu!! Aku gak suka dan aku tidak mau memikirkan sejauh itu”

“Ini seandainya Gisel… aku memberikan kemungkinan terburuk jika kita hidup bersama” katanya.

“Aku gak mau memikirkan kedepan Va, aku hanya mau memikirkan sekarang dan sekarang dipikiranku, kamu mau menerima cinta aku dan kita harus tetap bersama” Varrel melihatku dan tangannya menyentuh bekas pegangan pria tadi.

14. Terjerat Pesona MafiaWhere stories live. Discover now