Bab 24 - Extra Part c

59.9K 2.2K 25
                                    

Entah berapa lama aku tertidur, aku tidak ingin bangun jika akhirnya ketika aku bangun gadisku tidak ada disisiku, gadisku mungkin sudah pergi. Kenapa Tuhan tidak mencabut saja nyawaku, kenapa malah membiarkan aku hidup dalam kegilaan, kenapa aku hidup tapi nantinya hanya akan menyakiti gadisku, membuatnya menangis dan terluka.

Tidak!

Aku tidak boleh membiarkan dia menangis lagi, aku harus melepaskannya dan mungkin dengan keadaanku seperti ini gadisku bisa lepas dan kembali kepada keluarganya, walau itu harus membuat aku terluka, tidak apa – apa biarlah aku yang terluka, asal jangan gadisku. Wajahnya harus dipenuhi tawa dan canda bukan kesedihan dan ketakutan.

Siallllll

Aku ingin tetap tertidur tapi mata ini malah terbuka, kenapa apa yang aku inginkan sekarang sangat susah terkabul, kenapa!.

Aku mencium bau obat – obatan diruangan ini, aku yakin ini dirumah sakit. Siapakah yang membawaku kesini, aku harus memberi pelajaran karena berani – beraninya menolongku!. Aku memutar kepalaku kekiri dan kekanan, hahahah Dave jangan bodoh mana mungkin gadisku ada disini, dia pasti sudah kabur, buat apa dia disini bersama pemerkosa seperti kamu.

Aku menertawakan kebodohanku, tawa itu semakin lama berubah menjadi isak tangis, tangis karena merindukan gadisku, aku sangat merindukan gadisku, aku rindu dia memaraiku, aku rindu dia memukulku dan aku rindu semua hal yang ada didirinya.

“Tapi dia semakin membencimu Dave, semua gara – gara kebodohan dan nafsu!, dia membencimu… M E M B E N C I M U” kata sisi hati yang jahat.

Ya dia membenciku, ingatan ketika tatapan matanya waktu aku memperkosanya membuatku yakin dia semakin membenciku. Aku harus keluar dari sini, aku hendak bangkit menanggalkan infuse yang terpasang di tanganku, ketika aku melihat pintu terbuka. Aku yakin itu suster yang hendak memeriksaku.

Tidak!

Itu bukan suster, itu gadisku! hahahaha ternyata otakku memang sudah sakit, bisa – bisanya suster aku anggap gadisku. Gadisku tidak mungkin ada disini, pasti dia sudah kabur dan aku yakin mana mau dia didekatku.

“Apa yang kamu lakukan Dave!” teriaknya, aku kaget dan kembali memandangnya, darimana suster ini tau aku bernama panggilan Dave, hanya gadisku yang suka memanggilku Dave. Tidak! Dia tidak mungkin gadisku. Aku butuh obat untuk sadar, aku butuh obat dan aku harus kembali ke Villa untuk bisa memakai obat.

Aku tidak menjawab perkataan suster itu dan masih berniat menanggalkan jarum infuse, namun keinginanku terhenti ketika suster itu kembali berteriak.

“Kalo mau mati jangan didepanku!, kalo mau mati jangan pernah didepanku brengsek!” mendengar makiannya aku kembali melihatnya.

“Valen?” tanyaku

“Iya, aku Valen… kenapa?, apa ada orang lain yang kamu sekap di Villa, kamu perkosa dan sekarang kamu buat aku merasa bersalah karena telah menusukmu!” lagi – lagi dia berteriak dan disisipi isak tangis pelan.

“Stttsss gak – gak sayang, hanya kamu… maafin aku, aku kira kamu suster hahahaha sepertinya otak aku memang sakit, maaf.. aku gak nyalahin kamu kok, ini pantas aku terima” aku berusaha mendekatinya dan menghapus airmatanya, lagi – lagi aku membuatnya menangis.

“Jangan sentuh aku!”

“Maaf, aku gak akan sentuh tanpa izin dari kamu, kenapa kamu masih disini, kenapa kamu tidak pulang kerumahmu, bukannya ini kesempatan bagimu untuk kabur, aku sudah rela melepaskanmu seperti kata – kataku dulu”

Ada gurat kecewa diwajahnya, tapi jika dia meminta aku memulangkannya, aku akan memulangkannya.

“Aku masih punya hati, aku tidak mungkin meninggalkan manusia yang sedang terluka meski aku membenci manusia itu, dan tenang saja aku akan pergi tapi nanti setelah kamu sembuh, agar kamu siap menerima pembalasan dariku” katanya tegas dan itu cukup membuatku bahagia. Aku masih diberikan waktu untuk bersamanya entah sampai kapan, tapi itu sudah cukup bagiku.

14. Terjerat Pesona MafiaWhere stories live. Discover now