Bab 13

85.2K 3.3K 59
                                    

Gisela Pov

Esok harinya….

Aku dan Varrel menatap sebuah rumah yang beberapa bulan ini aku tinggalkan. Tanganku tak berhenti menggenggam tangan Varrel, bagaimana jika orangtuaku melarang, atau bagaimana jika mereka memisahkan kami. Ah jantungku tak berhenti berdetak memikirkan kemungkinan terburuk.

“Kamu yakin Va mau masuk?” tanyaku sekali lagi.

Varrel mengangguk dan menggenggam erat kedua tanganku. “Aku selalu yakin dengan apa yang telah aku putuskan, terutama menyangkut kamu Gisel” katanya pelan tapi bisa membuatku yakin ketulusannya kepadaku.

“Baiklah, ayo kita turun”

Aku dan Varrel berjalan menuju rumahku, tanganku tak berhenti menggenggam tangan Varrel. Semoga Tuhan melapangkan jalan kami.

Aku membuka pagar, rumah terasa sepi. Tapi ada yang aneh, kenapa dadaku tak berhenti berdetak semenjak melangkahkan kaki memasuki rumah ini, seperti telah terjadi sesuatu. Jariku bergetar ketika hendak menekan bel.

“Biar aku saja” kata Varrel dengan lembut dan menenangkan. Aku masih memegang tangannya.

Ting tong ting tong

Pintu rumah belum juga terbuka, aku menyuruh Varrel menekan sekali lagi.

Ting tong ting tong

Tak lama terdengar pintu dibuka, betapa kagetnya aku siapa yang membuka pintu rumahku.

“Kak Raka…” aku semakin memegang tangan Varrel, Raka melihat kearah peganganku dan menatap Varrel dengan tajam. Kak Raka mungkin masih tidak percaya aku bersama musuh besarnya. Dia masih diam tanpa kata sedangkan aku bergetar ketakutan, jangan sampai Raka menangkap Varrel hari ini.

“Papa dan Mama ada kak?” tanyaku, aku berusaha menetralkan suasana kaku diantara mereka, Raka masih menatap Varrel.

“Kak, Papa dan Mama ada?” sekali lagi aku bertanya.

“Kenapa bajingan ini bersama kamu Gisel… atau jangan – jangan…..”

“Kak, ini Varrel… calon suami aku” kataku sedikit bergetar.

“Ya Tuhan Gisel!!! Kamu tau siapa dia?” Raka menunjuk wajah Varrel.

“AKu tau dan aku tidak peduli, jadi aku mohon.. kakak jangan ikut campur urusan aku, aku kesini bukan buat berdebat dengan kakak, aku kesini mau ketemu Papa dan Mama”

“Siapa nak” aku mendengar suara Mama dari belakang.

“Ma…” teriakku

“Ya Allah Gisellll” Mama memelukku dan aku membalas pelukannya, aku sangat merindukan Mama.

“Ma, Gisel minta maaf sudah membuat Mama susah”

“Gak nak, yang penting kamu bahagia, apa kamu bahagia nak” tanya Mama.

Aku mengangguk dan tertawa “Sangat Mam.. sini aku kenalkan sama dia” Kak Raka masih menatap benci Varrel, sedangkan Varrel hanya diam tanpa kata.

“Sayang, sini aku kenalkan sama Mama aku” aku menarik Varrel ketempat Mama, aku harus menjauhkan Varrel dari Kak Raka, sebelum pertengkaran pecah.

“Varrel, tante” mereka bersalaman, Mama tersenyum dan memegang tangan Varrel, isak tangis keluar dari mulutnya.

“Mam… jangan nangis, Gisel pulang demi Mama… demi meminta restu”kataku pelan.

Kak Raka terlihat kaget begitu juga Mama. “Kalian mau menikah?, secepat itu? Jangan bilang…”

“Mam… aku sudah janjikan, aku gak akan langgar janji aku, kecuali Mama melarang kami menikah” aku berusaha mencairkan suasana yang tegang.

14. Terjerat Pesona MafiaWhere stories live. Discover now