Assalamulaikum Arka

174 2 0
                                    

"Jadi, bisa kamu jelaskan sekarang, apa maksud gurauan anak-anak terhadap hubungan kita ?? gurauan yang selalu mereka lontarkan atau bicarakan apabila kita berada di suatu tempat yang sama secara kebetulan itu..."

Tepat di depan Arka aku berdiri mematung, antara takut dengan tatapan matanya dan bingung harus menjawab apa, sungguh situasi seperti ini memang sudah lama aku takutkan akan terjadi tapi aku tidak tahu akan terjadi saat ini. Arka adalah seorang teman yang sudah lama aku kenal sejak 9 tahun yang lalu. Seorang teman yang memang aku suka sejak kami pertama kali bertemu, seseorang yang aku kagumi, seseorang yang selalu cepat marah dan lucu di saat yang tidak terduga. Arka, seseorang yang diam-diam selalu kusebut namanya dalam hening malam di antara bisikan ketika sujud.

"Maaf Ka'..." Kataku gugup saat itu.

***

Senja di penghujung hari terasa begitu sendu saat ini, entah apa yang terjadi padaku hari ini, dari bangun tidur shubuh tadi kemudian berangkat bekerja dan sekarang terduduk sendu dengan secangkir Kopi di teras rumahku yang rindang. Hati ini terasa kosong dan sedih sekaligus, tapi tidak tau penyebabnya apa, hanya Sedih... ya sedih. 

Lama kurenungkan apa yang mungkin menjadi penyebab kebimbangan hati tetapi jawabnya mungkin hanya satu, ini pasti tentang 'dia'. Jauh aku menatap ke depan, menatap kosong sambil kembali memikirkan apa yang membuatku begitu dalam mencintai seseorang. Sudah sembilan tahun aku meyakini bahwa aku mengaggumi sosok itu, dan mungkin mencintainya juga tapi, aku melakukan perlawanan saat itu, melakukan perlawanan terhadap hati yang saat itu tidak menginginkan perasaan ini muncul. Ketika itu aku berusaha menjalin hubungan dengan pria lain tapi seperti yang sudah diduga itu semua hanya berlangsung selama tiga bulan saja dan aku akan kembali pada cinta yang tidak aku inginkan itu. Pergolakan di hati terus terjadi hingga dua tahun belakangan ini, aku memilih mencintainya dalam diam, dalam hening malam dan dalam setiap bisikan di antara sujudku. Aku berusaha belajar ikhlas yang akan sulit dilakukan, belajar ketika suatu hari nanti jika dia bersama gadis lain aku akan tersenyum bahagia untuk dirinya juga.
Dering ponsel membubarkan semua lamunanku, ku lihat pada layar dan tersenyum.

"Assalamualaikum En, ada apa ?" sahutku tetap dengan senyum di wajah saat itu.

" Wa'alaikum salam By, masih di kantor apa udah balik? Temanin nyari sepatu yuk," jawab suara tersebut.

"Jam berapa ? dijemput or jemput nih ??" Tanyaku lagi.

"Jemput En di rumah, habis Maghrib yah," Jawabnya kemudian.

"Oke, Insha Allah... sampai ketemu."

" Assalamualikum, En." Akhirku.

" Wa'alaikum salam, see you," jawabnya dan kemudian teleponnya terputus.

Kuambil cangkir kopi yang sudah kuminum itu dan masuk ke dalam rumah, mengakhiri lamunanku tentang 'dia' .

***

"Kamu sadar gak sih ? anak-anak belakangan suka godain kamu sama Arka di Path, suka mengkait-kaitkan, entah sejak kapan mulainya?" Tanya Eni ketika sedang mencocok-cocokan beberapa sepatu itu ke kakinya.

"Iya tau, itu kerjaan Bang Elang dan Romi. Omi mah gak bisa dikasi tau," jawabku sambil memilihkan sepatu mana yang harus dicoba.

"Kamu gak apa-apa??" tanya Eni kemudian
Kalau dibilang gak apa-apa sih ya akunya risih juga, takut aja kalau-kalau Arka Marah, kan kamu tau sendiri En kalau Arka marah itu dunia terasa begitu menyeramkan... hahahaha..." ucapku sambil bergurau  sambil tertawa.

"Omi juga sih, iseng banget tapi aku juga suka ikutan sih... yah anggap saja semakin banyak yang tau semakin banyak yang mendo'a kan gitu By," kata Eni sembari berjalan kesana kemari mencoba sepatunya, gayanya gak kalah kayak super model dah... model mini.

Cerita PendekWhere stories live. Discover now