Kepada Visca

13 1 0
                                    

Visca Heriawan

Maaf, puisi telah jauh dariku hingga memanggilnya aku butuh rasa bersalah padamu, Visca. Aku teringat ikan sepat dalam payau yang terbuat dari masa lalu, aku teringat ikan siputtung bermata merah dan bodoh, tiap kali dipancing dan lepas, mau saja memakan pancing kembali hingga terluka berkali-kali, aku teringat piri-piri yang mirip kalui, lebih kecil dan lebih keras, lebih banyak tulangnya. Aku teringat gappual yang melesat dalam caci maki orang-orang di kampungku. Aku tahu ini terlalu egois Visca, tiap kali kusebut namamu di kepalaku terkenang Pisces, air dan kenangan masa kecil. Apa kabar anak kecil dalam gendonganmu, jangan jadi ibu gadungan, belajar ikhlas jadi ibu, secadas apa pun hidup. Aku ingin mendengar kabar suamimu, yang tak kukenal bahkan dalam mimpi. Aku ingin kau pergi ke pasar, membeli ikan besar-besar, amisnya menginspirasi kau 'tuk menulis puisi paling tradisi. Aku ingin, aku ingin, ah...aku ingin. Aku ingin mendengar adzan Jumat, yang sebentar lagi menggema, menggaung agama di hampa hatiku.

2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Palagan Nama-namaWhere stories live. Discover now